Rabu 08 Jul 2015 17:32 WIB

Sebelum Melarikan Diri, Rudi Antar Korbannya ke RS

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ilham
Kekerasan terhadap anak/ilustrasi
Foto: globaltimes.cn
Kekerasan terhadap anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Seorang ayah di Makassar dengan tega menganiaya anak kandungnya sendiri hingga meninggal. Meski begitu, sang ayah sempat mengantar anaknya ke rumah sakit sebelum melarikan diri.

Kapolres Makassar, Kompol Sudaryarto menjelaskan, penganiyaaan berlangsung terhadap anak perempuan bernama Tiara (12), Selasa (7/7) sekitar pukul 20.00 Wita di Jalan Rappoccini Raya gang 1. Ayah Tiara bernama Rudi Haeruddin melakukan penganiayaan dengan memukul Tiara di bagian kaki dan leher bagian kepala (tengkuk) dengan gagang sapu dan balok kayu. Setelah dipukul di bagian tengkuk, Tiara langsung pingsan dan tak sadarkan diri.

Polisi langsung melakukan pengejaran ke RS Wahidin, karena pelaku disebut sempat mengantar anaknya ke RS Wahidin. Namun setelah tiba, pelaku ternyata melarikan diri. "Kita masih melakukan pengejaran sejauh ini. Karena pelaku kabur saat kita datang di RS Wahidin," ujar Sudaryanto, Rabu (8/7).

Untuk motif pemukulan sendiri, Sudaryanto belum bisa memastikan. Namun dari keterangan beberapa saksi, pelaku merasa dongkol kepada korban. Pasalnya, saat pelaku akan masuk ke rumah, ternyata rumah dalam keadaan terkunci. Pelaku harus menunggu cukup lama saat korban dan adiknya membawa kunci rumah setelah pulang bermain. Sementara ibu korban, Ani, berada di luar rumah saat kejadian berlangsung. Ani mengetahui terjadi pemukulan ketika dia tiba di rumah dan melihat Tiara tergeletak pingsan.

Pasal yang bisa disangkakan terhadap Haeruddin, dengan UU No.23 tahun 2002 pasal 80 ayat 3, tentang perlindungan anak. Haeruddin terancam 10 tahun penjara. Hukuman ini juga bisa ditambah dengan 1/3 dari hukuman yang berlaku karena yang melakukan kekerasan ini orang tua sendiri. Sehingga Haeruddin bisa dipenjara 13,5 tahun dan denda 100 juta rupiah.

Lia (35), sepupu tersangka menjelaskan, kejadian pemukulan yang dilakukan oleh Haeruddin memang sudah biasa terjadi. Pria yang bekerja serabutan ini sering melakukan kekerasan dan penganiayaan. Bukan hanya terhadap Tiara, bahkan dua anaknya yang lain Indiriani (9) dan Hairil (7). Istri Haeruddin pun, Ani, sering mendapatkan penganiayaan tersebut.

Ani yang bekerja sebagai penjual kue, lebih sering membiayai keluarga dari pada Haeruddin yang bekerja serabutan. Dengan pekerjaan yang tidak jelas, Tiara yang kerap meminta uang jajan kepada Haeruddin kerap kali membuat dia marah besar. Hal ini membuat Tiara sering mencari uang jajan sendiri menjadi tukang parkir di Mall Pannakukang.

"Haeruddin sering marah melihat anaknya bekerja jadi tukang parkir. Tapi apa mau dikata, Tiara juga ingin jajan, jadi dia mencari uang sendiri. Malah kadang suka beli makanan dari uang jajannya," kata Lia.

Haeruddin pun bukan pertama kali dilaporkan kepihak kepolisian. Menurut Lia, sebelumnya Haeruddin sempat ditangkap dan dipenjara sementara karena melakukan penganiayaan terhadap keluarganya.

Sementara nenek korban yang juga ibu tersangka merasa kecewa dan prihatin atas kejadin ini. Dia pun berharap agar polisi segera menangkap dan menghukum anaknya seberat mungkin karena telah membunuh anak sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement