Selasa 07 Jul 2015 21:05 WIB

'Pimpinan KPK Mendatang tak Harus Polisi dan Jaksa'

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Yenti Garnasih
Foto: Republika /Agung Supri
Yenti Garnasih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Panitia Seleksi (Pansel) Capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yenti Ganarsih mengatakan, pihaknya bekerja secara meritokrasi.

Yenti mengatakan, artinya siapapun capim yang nantinya terpilih, sudah dipastikan telah melewati proses penjaringan yang ketat tanpa memandang asal lembaga tiap calon.

Karena itu, Yenti melanjutkan, pihaknya tidak bisa memastikan, apakah pimpinan KPK periode mendatang ada yang berasal dari instittusi penegak hukum.

Meskipun hingga kini masih diyakini bahwa idealnya komisioner KPK ada yang berasal dari Kepolisian atau Kejaksaan, ia menegaskan tidak ada porsi kursi pimpinan.

"Enggak ada kuota. Enggak ada komposisi. Kalau kita bicara ideal, ya adalah. Tetapi, apakah yang ideal itu tercapai apa tidak, ya tergantung dari hasil (seleksi) kan?" ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/7).

Sejauh ini, Pansel terus berupaya menjaring rekam jejak 194 orang yang lolos tahap seleksi awal. Pansel menggandeng KPK, Kejaksaan, Kepolisian, LSM, bahkan BIN untuk menelusuri rekam jejak setiap calon. Tidak ketinggalan, pihak kampus tempat masing-masing calon berasal.

"Ada yang orang-orang tertentu ditelepon untuk klarifikasi, apakah yang bersangkutan itu--kalau saya sih karena orang kampus--tidak ada masalah berkaitan dengan kampus," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement