REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca terbakarnya JW Skylounge di terminal 2 E Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai konsep pembangunan bandara udara itupun keliru. Menurutnya, konsep pembangunan bandara yang dirancang oleh Prancis saat itu kurang tepat.
"Ya bongkar pasang. Dulu kan tidak punya lounge, tidak ada toko. Konsepnya kan dulu keliru. Konsep bikinan Prancis kan keliru," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (7/7).
Lebih lanjut, JK menilai konsep pembangunan bandara saat itu tidak memperhatikan kondisi Jakarta sebagai daerah penghubung yang akan lebih banyak digunakan para penumpang. Sehingga, dalam pembangunan bandara saat itu tidak ada konsep pembangunan gerai restauran.
"Dia tidak menganggap Jakarta itu hub, akhirnya betul-betul orang pergi saja. Jadi tidak ada toko zaman dulu, sedikit sekali, tidak ada restauran macam-macam. Dibikin belakangan hanya tambah tambah tambah sini," kata JK.
Oleh karena itu, ia menginstruksikan agar dilakukan penataan ulang serta kajian seluruh bangunan bandara. JK pun menyebut pembangunan bandara Soekarno Hatta hanya sekedar tambal sulam, sehingga perlu membuat manajemen yang lebih baik.
"Tambal sulam dari awalnya kan, memang harus di review semuanya," sambung dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan presiden juga telah menginstruksikan agar dilakukan perbaikan serta renovasi bandara.
Sebelumnya, Angkasa Pura II memperkirakan masalah teknis pada jaringan listrik menjadi penyebab kebakaran yang menimpa terminal 2 E Bandara Soekarno Hatta. Direktur Operasional AP II Djoko Murjatmodjo mengemukakan, meskipun hasil resmi pemeriksaan dari kepolisian belum keluar, namun pihaknya memiliki analisa sendiri.
Salah satunya adalah jaringan listrik yang bermasalah. AP II pun berencana untuk memperbarui jaringan listrik yang ada di Terminal 2. Langkah ini menyusul akan beroperasinya Terminal 3Ultimate pada 2016 mendatang.
Mekanismenya, di saat Terminal T3 Ultimate nanti beroperasi, maka sebagian maskapai akan berpindah ke lokasi baru. Saat itu, terminal 2 akan direnovasi termasuk seluruh jaringan listriknya.
Audit ke seluruh tenan ini termasuk pengecekan atas jaringan listrik pada gerai, ketersediaan alat pemadam kebakaran ringan (APAR), dan pengecekan atas risiko yang ditimbulkan dari minyak goreng di restoran.
Di samping itu, AP II juga berniat untuk melakukan audit kepada seluruh gerai di Soetta. Djoko mengungkapkan, pasca kejadian kebakaran di Terminal 2 E ini seluruh tenan dan gerai di Bandara Soekarno Hatta, baik Terminal 1, 2, dan 3, dilarang menggunakan kompor untuk memasak, kecuali kompor listrik.