REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sejumlah warga Kota Pekanbaru, Riau, mulai mengenakan masker atau kain penutup hidung dan mulut agar tidak menghirup udara yang tercampur asap pekat akibat kebakaran lahan di tiga provinsi.
"Saya sengaja kenakan masker ini, karena udara saya hirup terasa tidak enak atau tidak segar akibat tercampur asap kebakaran lahan. Saya dapat informasi selain berasal dari Riau, asap ini juga kiriman provinsi tetangga," ujar seorang warga Idral (57 tahun) di Pekanbaru, Selasa (7/7).
Idral yang merupakan warga yang tinggal di kawasan padat penduduk daerah Panam mengaku sudah sepekan terakhir dirinya dan warga lainnya menghirup udara yang tercampur dengan asap, terutama pada malam hingga pagi hari.
Namun baru hari ini dia terlihat mengenakan masker saat menunaikan shalat Subuh berjamaah di masjid setempat. "Kita telah tahu dampak buruk dari kebakaran lahan dan hutan bagi kesehatan manusia seperti sakit pada bagian pernafasan atas dan tenggorokan akibat udara tercemar kabut asap pekat seperti saat ini," ujarnya.
Arnedi (55), warga Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru di jumpai saat mengenakan masker berujar, kabut asap pekat merupakan bencana tahunan yang selalu menghantui sebagian besar wilayah di Pulau Sumatera terutama Provinsi Riau.
"Sepertinya upaya yang dilakukan pemerintah belum berhasil dalam menekan titik panas di Sumatera. Padahal sudah sama-sama kita ketahui bahwa asap merupakan ancama bagi kesehatan warga masyarakat," ujarnya.