Selasa 07 Jul 2015 06:28 WIB

Ini Alasan Kemenhub Revitalisasi Tiga Stasiun di Jabodetabek

Pekerja menyelesaikan pembangunan Stasiun Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa (17/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pekerja menyelesaikan pembangunan Stasiun Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan akan merevitalisasi tiga stasiun pada tahun ini, yaitu Stasiun Kebayoran, Stasiun Maja dan Stasiun Parung Panjang.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko, usai peresmian Stasiun Palmerah di Jakarta, Senin (6/7), mengatakan diharapkan dengan adanya revitalisasi tersebut bisa menambah kapasitas penumpang sebanyak 1,2 juta penumpang per tahun.

"PT Kereta Api Indonesia sudah memberikan kewenangan ke kita untuk mengembangkannya, kapasitas di Palmerah kan dari 4 ribu penumpang menjadi 14 ribu penumpang, rencananya yang tiga ini 1,2 juta penumpang per tahun," ujarnya.

Hermanto menyebutkan masing-masing stasiun kebutuhan investasinya sekitar Rp20 miliar dan ditargetkan selesai akhir tahun ini. Dia mengatakan, dipilihnya ketiga stasiun tersebut untuk dikembangkan karena kondisinya yang sudah memprihatinkan. Pendanaannya dari APBN 2014-2015. "Nantinya seperti Palmerah tapi beda desain, pengembangan stasiun baru juga belum, paling ke arah Bekasi atau Manggarai," tuturnya.

Direktur PT Kereta Api Commuter Jabodetabek Muhammad Fadhila mengatakan, revitalisasi stasiun KA dilakukan seiring dengan pertumbuhan penumpang yang merata. "Jadi, sebetulnya tidak ada alasan khusus mengapa Palmerah dulu baru stasiun yang lain," ujarnya.

Revitalisasi Stasiun Palmerah sendiri menghabiskan total pendanaan Rp 36 miliar dengan kontrak 'multiyears' tahun 2013 sampai dengan 2014. Revitalisasi stasiun tersebut, meliputi pembangunan stasiun dan fasilitasnya, seperti jembatan penyeberangan orang (JPO), gerbang tiket, ruang menyusui, jalur untuk penyandang cacat serta empat eskalator dan dua elevator (lift) untuk memudahkan penumpang naik atau turun ke stasiun, terutama perempuan, manula dan anak-anak.

Selain itu, Stasiun Palmerah juga dilengkapi dengan Mushola, ruang kesehatan dan toilet. Bangunan stasiun seluas 2.520 meter persegi itu, didesain untuk mendukung pengarusutamaan gender (PUG) serta tetap mempertahankan bangunan warisan sebagai salah sayu bangunan cagar budaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement