REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) menyatakan temuan peredaran daging sapi busuk di Kota Bandung sangat berbahaya. Untuk itu, Distan-KP menegaskan para penjual daging harus mengikuti ketetapan yang benar dalam proses penyimpanan daging untuk menjaga kualitasnya.
"Penyimpanan yang betul itu dengan suhu -10°C sampai -20°C," terang Kepala Distan-KP Elly Wasliah kepada awak media, Ahad (5/7).
Dengan metode penyimpanan dan suhu yang tepat, Elly menyatakan daging beku dapat bertahan hingga satu tahun. Akan tetapi, jika daging sapi beku disimpan dalam suhu yang lebih panas dari ketentuan, maka daging akan lebih cepat membusuk.
Hal ini yang terjadi pada temuan lima ton daging sapi busuk oleh Polrestabes Kota Bandung beberapa waktu lalu. Penyimpanan daging sapi dalam waktu lama dengan suhu 18°C menyebabkan 75 persen dari total temuan lima ton daging sapi membusuk lebih cepat. Yang membahayakan, daging sapi yang telah terkontaminasi tersebut tetap dicampur dengan daging sapi segar dipasarkan oleh pelaku di Kota Bandung.
Elly menyatakan daging sapi yang terkontaminasi akan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh warga. Pasalnya, di dalam daging yang telah tekontaminasi dan membusuk, terdapat banyak bakteri yang membahayakan. Karena itu, Elly mengimbau agar warga berhati-hati dalam membeli daging sapi di pasaran. "Dari tekstur, kekentalan dan bau dari daging, itu akan terlihat," jelas Elly.
Jumat lalu, Polrestabes Bandung berhasil mengungkap peredaran daging sapi busuk di Kota Bandung. Sebanyak 75 persen dari total 5 ton daging sapi yang ditemukan sudah dalam keadaan membusuk. Daging sapi busuk dan segar yang tercampur tersebut diedarkan pelaku ke berbagai tempat di Kota Bandung, seperti pasar dan kafe.
Selain itu, pelaku juga mengilah daging sapi busuk tersebut menjadi pangan olahan bakso dan dendeng untuk kemudian dipasarkan.
"Sudah ada dua orang yang kami periksa dengan status saksi, bisa berkembang," jelas Kapolrestabes Kombes Pol Angesta Romano Yoyol.