Sabtu 04 Jul 2015 21:15 WIB

Tengkorak dalam Sumur di Jembrana Diduga Korban Tragedi Tahun 65

Gua tengkorak
Foto: divetrip.com
Gua tengkorak

REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Sejumlah tengkorak atau tulang manusia yang ditemukan saat penggalian sumur di Desa Baluk, Kabupaten Jembrana, Bali, diduga adalah korban tragedi tahun 1965 atau saat penumpasan PKI.

"Ada informasi, sumur itu sudah ada sejak lama, yang dulunya digunakan untuk membuang jenazah korban G30S/PKI. Saya menggalinya lagi, setelah ada petunjuk dari 'orang pintar', agar tidak timbul masalah gaib," kata Wayan Nantrem, pemilik kebun, sekaligus yang berinisiatif menggali sumur tersebut, di Negara, Sabtu (4/7).

Ia mengatakan, saat penggalian dimulai Jumat (3/7) sore, ditemukan lima tengkorak kepala manusia pada kedalaman 9,5 meter. Menurutnya, dari cerita yang berkembang di masyarakat, setelah digunakan untuk membuang korban penumpasan PKI, sumur tersebut ditimbun sehingga tidak diketahui posisinya.

"Saya menggali tepat di sumur tersebut juga atas petunjuk orang pintar. Tulang manusia yang ditemukan langsung saya bungkus dengan kain putih," ujar warga Dusun Anyar, Desa Baluk ini.

Ia mengaku, selama ini sering sakit-sakitan dan tidak kunjung sembuh meskipun sudah berobat kemana-mana. Setelah mendapatkan petunjuk dari "orang pintar", ia bertanya kepada orang lanjut usia di kampungnya, untuk menanyakan kebenaran kebun miliknya pernah digunakan untuk membuang jenazah korban penumpasan anggota PKI.

"Mereka membenarkan, bahkan salah satunya mengaku melihat langsung pembuangan jenazah tersebut. Karena sudah puluhan tahun, posisi sumur tidak langsung saya temukan. Baru setelah penggalian ke empat, tepat di sumur tersebut," ujarnya.

Mendapatkan laporan temuan tengkorak manusia ini, Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Harry Hariadi langsung menuju ke lokasi, dengan membawa tim identifikasi. Dari identifikasi yang dilakukan di ruang jenazah RSU Negara, identitas kelima tengkorak tersebut tidak diketahui, namun dipastikan orang dewasa.

Setelah sesaat berada di RSU Negara, kepolisian kembali menyerahkan tengkorak manusia tersebut kepada dusun adat setempat, untuk diaben (kremasi).

"Sudah kami serahkan kembali ke adat untuk diurus sebagaimana mestinya. Rencananya tengkorak tersebut akan diaben oleh warga serta pemilik tanah," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jembrana Ajun Komisaris Gusti Made Sudarma Putra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement