Jumat 03 Jul 2015 23:20 WIB

Di Garut, Persawahan Seluas 573 Hektare Alami Kekeringan

Rep: c10/ Red: Maman Sudiaman
Sawah Kering (ilustrasi)
Foto: bharatanews
Sawah Kering (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Memasuki musim kemarau banyak lahan persawahan terancam kekeringan. Di Kabupaten Garut persawahan seluas 573 hektare dinyatakan mengalami kekeringan. Jumlah tersebut berdasarkan hasil pendataan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Garut pada akhir Juni 2015.

Kepala Dinas (TPH) mengatakan, Tatang Hidayat mengatakan, dari 573 hektare sawah yang kekeringan, sebanyak 435 hektare di antaranya mengalami kekeringan ringan. Kemudian, 98 hektare mengalami kekeringan sedang dan 40 hektare sawah mengalami kekeringan tingkat berat.

"Untuk mengurangi dampak kekeringan pengairan sawah dibantu dengan pompa air," kata Tatang kepada Republika, Jum'at (3/7).

Selain itu, dilakukan juga pembagian air dari irigasi secara bergantian. Menurut Tatang, belum dilaporkan adanya sawah yang mengalami gagal panen akibat kekeringan. Kekeringan yang terjadi masih dalam tingkat ringan.

Tatang menjelaskan, upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kekeringan, yakni dengan cara memompa air dari sungai untuk disalurkan ke sawah. Cara pompa tersebut telah dilakukan di Kecamatan Pameungpeuk dan Cikelet. Sumber airnya dari Sungai Cilauteureun.

Sementara untuk lahan pesawahan yang berada di wilayah tadah hujan, menurut Tatang hanya dengan cara mencari sumber air terdekat. Jika tidak ada sumber airnya, pompa air tidak dapat digunakan.

Bagi lahan pesawahan yang memiliki saluran irigasi, Tatang mengatakan, akan diupayakan untuk tetap mendapatkan pasokan air meski dengan cara bergiliran. Akan ada petugas yang mengatur dan membagi-bagikan airnya secara bergiliran.

Tatang menambahkan, ada sebanyak 221 desa dari 37 kecamatan di Kabupaten Garut yang mengalami kekeringan. Kecamatan yang mengalami kekeringan terparah di antaranya Kecamatan Cibatu, Cibiuk, Malangbong dan Selaawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement