Jumat 03 Jul 2015 13:51 WIB

Hadapi Pilkada Serentak, Calon KaBIN Gandeng Panglima TNI

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Calon Kepala Badan Intelejen Nasional, Letjen TNI Purnawirawan Sutiyoso (kiri) bersama Ketua Komisi I Mahfud Sidik di Ruang Rapat Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/6).  (Republika/ Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Calon Kepala Badan Intelejen Nasional, Letjen TNI Purnawirawan Sutiyoso (kiri) bersama Ketua Komisi I Mahfud Sidik di Ruang Rapat Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/6). (Republika/ Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO. JAKARTA -- Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso menyebut Pilkada serentak yang digelar Desember mendatang memiliki potensi ancaman yang dapat mengganggu keamanan.

Pilkada yang dilakukan serentak di ratusan daerah, lanjutnya, dapat memunculkan kekacauan masif yang sangat berdampak pada negara.

"Pilkada serentak itu 269 daerah. Anda bisa bayangkan kalau sepuluh persen kacau itu kan sangat kacau, itu tidak boleh terjadi," ujarnya.

Sayangnya, kekuatan yang dimiliki BIN saat ini masih jauh dari ideal untuk menghadapi pesta demokrasi tersebut.

Dijelaskannya, saat ini, satu anggota BIN meng-cover tiga kabupaten/kota. Padahal, idealnya, satu kabupaten/kota membutuhkan lima hingga enam orang.

"Itu dikali sekian ratus kabupaten/kota, bisa berapa orang harusnya," kata Sutiyoso usai mengikuti rapat paripurna di gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/7).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, laki-laki yang biasa disapa Bang Yos itu mengatakan akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, dengan mengisi kekosongan atau kekurangan anggota dalam mengawasi kabupaten/kota.

"Itu sebabnya prioritas untuk mengisi daerah-daerah ini, nah tentu ada kaitannya dengan Panglima TNI. Sumbernya bisa dari macam-macam, bisa dari orang sipil bisa juga dari anggota kita," kata Sutiyoso.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement