REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan terdapat 30,427 hektare lahan pertanian yang terancam mengalami kekeringan. Saat ini terdapat 650 hektar lahan pertanian yang sudah mengalami kekeringan dengan skala ringan.
"Kita di dinas pertanian sudah memetakan daerah rawan bencana kekeringan dari semua kabupaten," ujar Kabid Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi NTB Budi Subagyo kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (3/7).
Menurutnya, jumlah lahan pertanian yang berpotensi mengalami kekeringan berada di Lombok Barat dan Lombok Utara sebanyak 2.784 hektare Lombok Tengah 10,682 hektare. Sementara di Lombok Timur 2.019 hektare.
Budi mengatakan 650 hektar lahan yang mengalami kekeringan berada di Lombok Tengah, Sumbawa, Dompu dan Bima. Sebanyak 576 hektar mengalami kekeringan ringan, 14 hektar kekeringan sedang dan 60 hektar lahan mengalami kekeringan berat.
Ia menuturkan, pada Juli hingga Agustus merupakan periode yang rawan di pertanian apabila menanam padi. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada Kab/Kota untuk mengikuti kalender tanam sesuai BPPT.
"Diharapkan menanam yang hanya membutuhkan air sedikit. Kalau pun sekarang ditanam (padi) ada kekeringan. Maka diharapkan pompa air yang didistribusikan difungsikan," ungkapnya.
Ia menuturkan, jika memang terjadi gagal panen maka pihaknya melalui dukungan pusat siap mengganti benih. "Produktivitas perhektare mencapai 51,67. Tahun lalu hanya 48,8 kwintal perhektare. Saat ini belum banyak laporan kekeringan," katanya.