REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN -- Bupati Klaten, Sunarno, baru saja menjadi korban penipuan. Ia memperoleh undangan untuk mengikuti sebuah seminar nasional yahg diselenggarakan oleh Badan Diklat (Pendidikan dan Latihan) Kemendagri, Jakarta.
''Kami curiga dengan undangan itu, karena banyak keganjilan. Setelah kami cek ke sejumlah pihak, ternyata undangan itu aspal alias asli tapi palsu,'' kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Klaten Wahyudi Martono, Rabu (1/7).
Isi undangan itu, kata Wahyudi, Bupati diminta mengikuti seminar nasional yang diselenggarakan Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri. Setiap peserta yang mengikuti kegiatan ini diminta kontribusi Rp 7,5 juta via transfer rekening bank pemerintah.
Awalnya, staf Bagian Humas Setda mencurigai ada keganjilan dalam surat undangan elektronik yang dikirim via alamat email.
''Setelah dikonfirmasi ke Badan Diklat Kemendagri kegiatan seminar itu, ternyata tidak ada alias palsu,'' ungkap Wahyudi.
Menurut Wahyudi, staf Humas Setda Klaten Pegawai telah mengonfirmasi ke Badan Diklat Mendagri menyatakan tidak ada kegiatan seminar nasional mengundang bupati apalagi harus tranfer uang.
Pengirim, kata Wahyudi, juga dua kali salah dalam penulisan nama Bupati. Dalam undangan tertulis nama Bupati Sragen Agus Faturakhman. Surat elektronik kedua atas nama Suharna.
Nama pejabat yang menandatangani undangan seminar nasional pun sudah lama pensiun. Kecurigaan kian bertambah, karena penelepon yang mengaku bernama Bambang Raharjo dari Badan Diklat Kemendagri selalu mengejar kepastian disposisi surat yang dikirim.
Kasus ini sudah dilaporkan ke Biro Humas Provinsi Jawa Tengah untuk ditindaklanjuti.