REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Warga Kota Cimahi perlu mewaspadai penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Demam Berdarah (DBD) di musim kemarau yang terjadi dalam satu bulan belakangan ini.
Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Cimahi Romi Abdurakhman, menjelaskan, masyarakat harus mewaspadai beberapa penyakit yang bisa timbul di musim kemarau ini. Salah satu penyakit yang kerap muncul di musim tersebut yakni ISPA.
"Memang musim kemarau bisa saja berkaitan denagan penyakit ISPA," ujar Romi saat ditemui di ruangannya, Selasa (30/6).
Kendati begitu, kata dia, dari data yang ia miliki, penderita ISPA di tahun ini tidak meningkat dan juga tidak menurun pada tiap bulannya. "Artinya masih biasa-biasa saja," tutur dia.
Dari catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, kasus penyakit ISPA terbanyak di tahun ini terjadi pada Februari lalu, dengan total 4.182 penderita. Sementara, pada Mei lalu, jumlah penderitanya sebanyak 3.580. Angka ini lebih banyak ketimbang penderita ISPA pada April yang berjumlah 2.888.
Menurut Romi, selain ISPA, masyarakat juga perlu melakukan antisipasi terhadap penyakit DBD. Meski DBD kerap terjadi di musim hujan, tapi Romi tetap mengingatkan masyarakat agar tetap selalu menjaga tempat-tempat penampungan air yang dibuat sendiri oleh warga. "Khusus untuk Kota Cimahi, kota ini memang daerah endemis DBD," ujar dia.
Di musim kemarau seperti sekarang ini, masyarakat menjadi ketar-ketir dalam menjaga pasokan airnya. Akibatnya, mereka tentu akan menampung air di tempat penampungan seperti bak, untuk menjaga setok. Kondisi inilah yang membuat penyakit DBD berpotensi ada di kalangan masyarakat karena bak-bak air itu tidak dikuras.
"Ada kekhawatiran tempat penampungan itu akan menjadi sarang nyamuk dan akhirnya bisa beresiko menimbulkan penyakit demam berdarah," kata dia.
Selain tempat penampungan air, masyarakat juga harus memperhatikan kebersihan dispenser air. Karena, kebersihan dispenser sebagai tempat air sering kali tidak diperhatikan sehingga bisa menjadi sarang munculnya penyakit DBD.
Selain itu, bagi masyarakat yang senang memelihara pot-pot tanaman, mereka dihimbau untuk menghindari genangan air yang terlalu lama di pot tersebut. "Jadi DBD di musim kemarau ini bisa muncul dari tempat-tempat penampungan air yang dibuat oleh manusia. Ini yang harus diwaspadai," ujar dia.
Dinas Kesehatan Kota Cimahi juga mencatat, kasus penyakit DBD di tahun ini terjadi paling banyak pada Februari lalu dengan total penderita sebanyak 147 orang. Sementara, satu korban meninggal karena DBD ini sempat terjadi yakni pada Januari lalu. Selain itu, pada Mei lalu, penderita DBD berjumlah 83 orang. Ini meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya yang totalnya mencapai 62 orang.
Di Puskesmas Kecamatan Cimahi Selatan, penyakit ISPA menjadi yang terbanyak diderita oleh pasien yang berobat ke puskesmas tersebut. Dari data yang diperoleh, total kasus penyakit Ispa pada Mei lalu berjumlah 507 orang.
Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Cimahi Selatan Herry Haryanto menjelaskan, penyakit ISPA di Puskesmas Cimahi Selatan selalu menjadi yang tertinggi di antara penyakit-penyakit lainnya tiap bulan. "Tiap bulan mah tinggi kalau ISPA itu," kata dia, Selasa (30/6).
Selain ISPA, penyakit Demam Berdarah juga perlu diwaspadai oleh masyarakat. Sebab, meski musim kemarau, ternyata jumlah penderita penyakit DBD malah meningkat. Di Juni ini, tercatat ada empat kasus penyakit DBD yang masuk ke Puskesmas Cimahi Selatan.
Sementara, dari Januari sampai Mei tahun ini, jumlah penderita DBD ada sebanyak tujuh orang. Sementara, pada keseluruhan tahun lalu, jumlah penderita DBD sebanyak 24 orang. Dari Januari hingga Juni pada tahun lalu, penderita DBD itu berjumlah delapan orang. "Makanya DBD ini takutnya bertambah, kita khawatir ada peningkatan kasus DBD," tutur dia.