REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Lahan pertanian seluas 200 ribu hektare di berbagai daerah di Indonesia dinyatakan masuk kategori endemis kekeringan. Kementerian Pertanian pun terus berupaya mengatasi kondisi tersebut.
''Ada sekitar 200 ribu hektare lahan pertanian termasuk endemis kekeringan,'' ujar Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, saat ditemui di sela-sela acara panen bawang merah di Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Selasa (30/6).
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Amran menyatakan sudah melakukan berbagai upaya sejak Januari lalu. Di antaranya dengan membangun saluran tersier di sejumlah daerah dan pembagian 40 ribu alat dan mesin pertanian.
Amran menambahkan, pihaknya pun sudah menyiapkan 20 ribu pompa air tambahan untuk dibagikan ke daerah yang areal pertaniannya terancam kekeringan. Hingga saat ini pun, dia mengklaim belum ada areal pertanian yang puso (gagal panen). ''Baru terancam,'' terang Amran.
Amran mengungkapkan, untuk mencegah puso, upaya jangka pendek yang dilakukannya berupa pembagian pompa air. Sedangkan untuk jangka panjang, akan dilakukan pembuatan embung.
''Pemerintah akan membangun sedikitnya 1.000 embung di berbagai daerah,'' kata Amran.
Amran berharap, angka puso pada tahun ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, puso berada di angka 25 ribu hektare per tahun. Namun tahun ini, pihaknya menargetkan angka puso turun 10 ribu hektare.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadi menyebutkan, saat ini areal tanaman padi di Kabupaten Cirebon yang terancam kekeringan mencapai 3.232 hektare. Sedangkan ar