Selasa 30 Jun 2015 14:34 WIB

Menteri PPPA: tak Pantas Menteri Hina Presiden

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.
Foto: Antara
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise menyayangkan adanya dugaan penghinaan yang dilakukan oleh salah seorang menteri Kabinet Kerja terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, hal tersebut tak pantas dilakukan, terlebih terhadap Presiden. Ia pun mengimbau agar para menteri dalam Kabinet Kerja dapat saling menjaga persahabatan dan keakraban.

"Saya pikir sebenarnya gak boleh ada hal seperti itu terjadi, kita harus menjaga persahabatan keakraban kita apalagi jika Presiden adalah senior atau atasan kita, saya pikir gak pantas," katanya di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (30/6).

Kendati demikian, hingga kini ia mengaku belum pernah mendengar adanya menteri yang menghina dan bahkan tak loyal kepada Presiden. Yohana pun menyerahkan kepada Presiden terkait perlunya mengambil langkah perombakan bagi menteri yang melakukan tindakan yang dianggap tak pantas.

"Saya gak tau, itu keputusan Presiden," ucapnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyatakan akan menindak para menteri yang melakukan penghinaan terhadap Presiden. Bahkan, lanjut dia, jika perlu akan dirombak.

"(Di-//reshuffle//) Ya tergantung, memang kalau demikian tentu harus ada tindakan-tindakan," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Senin (29/6).

Kendati demikian, ia mengaku belum mengetahui siapa nama-nama menteri yang melakukan penghinaan terhadap Presiden. Wapres pun menilai, penghinaan terhadap Presiden oleh para stafnya merupakan hal yang tak pantas dilakukan.

"Tentu saja tidak pantas. siapa saja, pembantu atau siapa, menteri, masa mungkin mengecilkan atasan. Gak pantaslah itu," katanya.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkap adanya sinyalemen dalam tubuh Kabinet Kerja tidak kompak, khususnya di antara para menteri.

"(Ada) orang yang suka mengecilkan Presiden-nya dari belakang layar, tidak berterima kasih sudah diberi jabatan sebagai pembantu raja (Presiden)," kata Tjahjo.

Tjahjo mengaku mengantongi nama siapa saja menteri yang bertentangan dengan Presiden Joko Widodo. Namun dia enggan menyebutkan lebih lanjut nama-nama tersebut.

Dia memperingatkan kepada para menteri Kabinet Kerja untuk menanggalkan kemasan partai dan golongan profesional mereka, untuk fokus pada program kerja Pemerintah sesuai bidang masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement