Selasa 30 Jun 2015 05:20 WIB

Sambil Bernyanyi, Hanif Jelaskan Islam Nusantara

Menaker Hanif Dhakiri.
Foto: Ist
Menaker Hanif Dhakiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dhakiri selalu mendukung usaha kreatif anak muda yang bergelut di dunia seni dan kreatif. Hal itu dibuktikannya di sela-sela kesibukannya menjalankan tugas negara mengurus tenaga kerja (TKI), ia ikut hadir dalam acara Ramadhan Jazz Festival yang digelar remaja masjid Cut Meutia Menteng, Jakpus, Sabtu (27/6) lalu.

Setelah memberikan sambutan yang bernas soal pentingnya anak muda memahami Islam Nusantara yang damai, Hanif didaulat untuk menyumbangkan lagu. Menteri asal PKB yang memang suka menyanyi dan sudah menelorkankan beberapa lagu ciptaanya dalam sebuah album ‘The Drezzle’ tersebut enteng saja menjawab tantangan panitia untuk menyanyi.

Dia lalu meminta pengiring musiknya langsung memualai lagunya yang berjudul ‘Rabbana Dholamna Anfusana’. Langsung saja, tepuk tangan meriah penonton langsung membahana setelah suara terlantunkan. Mereka yang sebelumnya hanya mengenal Hanif dari aksi lompat pagar dan hanya mengurusi soal TKI dan buruh ternyata juga bisa menyanyi.

“Luar bisa Pak Menteri ini, tak hanya jago lompat pagar dan sikat mafia 'human trafficking', tapi juga pandai menyanyi juga rupanya. Enak lagi lagunya,” kata Dana, salah satu penonton.

Sementara, para penonton lain saat menyaksikan Hanif menyanyi, juga ikut hanyut dan menirukan pelan-pelan sambil sesekali tepuk tangan saat reff lagu itu di nyanyikan. "Robbana Dholamna Anfusana, Wainlam Tagfirlana, Watarhamna, Lanakunanna minal Khosirin."

Dalam kesempatan itu, Hanif juga ikut menjelaskan soal pentingnya anak muda Indonesia memahami Islam yang benar di negeri ini. Sebab selama ini, banyak aliran, akidah dan pemahaman Islam yang melenceng dari Islam yang damai dan rahmatan lilalamin.

"Acara semacam ini, yang dilakukan di bulan Ramadan dan di halaman masjid, menunjukkan bahwa Islam itu bisa bergaul dengan zaman. Menjadi Islam itu juga menjadi kreatif. Menjadi Muslim yang baik juga bisa mengikuti perkembangan zaman. Setelah Tarawih bareng, ibadah, tadarus, dan infak, juga bisa ngejazz," terang Hanif.

Dia menambahkan, antara Islam dan budaya serta keindonesiaaan tidak bisa dipisahkan. Sebab, menjadi Muslim di Indonesia harus memahami kultur adan alurnya secara benar. Sehingga tidak menjadikan Islam yang damai dan sejuk bertabrakan dengan budaya yang akhirnya merusak harmoni sosial yang sudah terbangun sejak dulu. 

“Antara Islam dan budaya itu ada relasi yang kuat dan saling mendukung. Sebagaimana yang diajarkan oleh Wali Songo dan ulama-ulama penerusnya sebagai penyebar Islam di Indonesia."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement