REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengklaim siap beroperasi penuh pada 1 Juli 2015. Rencananya, Presiden Indonesia Joko Widodo meresmikan operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (30/6) besok.
Kepala Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Abdul Cholik mengatakan, pihaknya sudah bertransformasi sejak tahun 2012 lalu. Yaitu yang semula Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Dia menambahkan, 1 Juli tahun ini BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh. Ada empat program yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan yaitu jaminan kecelakaan kerja (KK), jaminan hari Tua (JHT), jaminan kematian (JK), dan jaminan pensiun (JP).
Untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) nya, ia mengklaim, tenaga kerja BPJS Ketenagakerjaan telah menjalani diklat, hingga budaya team work. Untuk itu, sebanyak 4.200 SDM diklaimnya siap melayani 121 kantor cabang (kacab), 203 kantor cabang perintis, dan delapan kantor wilayah.
Tak hanya itu, jaringan yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan diakuinya telah siap, mulai dari sistem website yang online, real time di seluruh wilayah Tanah Air semakin mempermudah untuk membayar maupun mengecek saldo iuran. Bahkan, kata dia, aplikasi BPJS Ketenagakerjaan (TK) dapat diunduh di Google Play Store gratis. Nanti pengunduh tinggal memasukkan nomor kartu identitas penduduk (KTP) dan nomor kartu BPJS ketenagakerjaan dan mengetahui saldo iuran. Untuk semakin memperluas jangkauan, pihaknya bekerja sama dengan bank, ritel.
“Kami benar-benar membangun branding,” ujarnya.
Jika tidak ada kendala, Jokowi akan meresmikan operasional penuh BPJS Ketenagakerjaan Selasa (30/6) di Cilacap. Meski semuanya diklaim telah siap, pihaknya terus encar melakukan sosialisasi ke masyarakat. Semua jaringan dan saluran digunakan untuk kampanye, mulai radio, media elektronik televisi, hingga penyuluhan langsung ke warga yang dilakukan seluruh kantor cabang.
Saat ini, kata dia, jumlah peserta total BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 17 juta. Jumlah ini meningkat dibandingkan saat akhir Desember 2014 yang baru menyentuh angka 16,8 juta peserta. Pihaknya optimistis sebanyak 22,3 peserta dapat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan hingga penghujung tahun 2015.