Ahad 28 Jun 2015 14:33 WIB

Bahan Baku Mahal, Omzet Industri Batik Turun

Rep: c97/ Red: Satya Festiani
Pengrajin batik dari Solo
Foto: ant
Pengrajin batik dari Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kondisi industri batik melemah. Hal ini disebabkan harga bahan baku yang semakin naik. Bahkan menurut pemilik usaha batik Sekaring Jagat, Kalasan, Haryadi penurunan omset tahun ini sekitar 30 persenan, dibanding tahun lalu.

"Ya karena bahan bakunya naik, harga batiknya pun kami naikan. Karena itu pelanggan menurunkan jumlah pesanan," tuturnya pada Republika, Ahad (28/6). Haryadi sendiri enggan menyebutkan angka pasti perubahan omset perusahaannya. Ia menyampaikan, kenaikan bahan baku sebesar 40 persen cukup membebani usahanya.

Kondisi ini juga cukup mengancam kelangsungan pengrajin batik tulis. Ia mengemukakan, para pengrajin bisa tidak berkarya, jika pihaknya sulit mendapatkan bahan baku.

Usaha milik Haryadi sendiri bergerak dengan memberdayakan masyarakat. Ia mengirimkan bahan baku pada pengrajin batik tulis di desa-desa untuk diolah menjadi barang jadi.

Saat ini jenis material yang mengalami kenaikan harga paling tinggi adalah benang sutra. Itu pun impor dari Cina dengan harga Rp 120 sampai Rp 130 per meter. Padahal tahun lalu harganya masih Rp 85 sampai Rp 95 ribu.

Jika harus mengambil dari Jawa Barat harganya jauh lebih mahal, yaitu Rp 150 ribu. "Sebenarnya kita bisa ambil dari Makasar dengan harga Rp 130 ribu per meter. Tapi itu harus pesan dulu. Setelah dua atau tiga bulan barangnya baru sampai," ujar Haryadi menceritakan. Ia menyampaikan, terkadang bahan baku dari dalam negeri sulit didapatkan.

Pendamping kelompok pengrajin batik Sekarjatimas, Gamping, Endah Sri Widiastuti pun berharap agar ke depannya industri batik dapat berkembang lebih baik. Ia menuturkan, sejak awal Ramdahan kelompoknya sudah menerima pesanan untuk seragam batik kantor pemerintah.

Walaupun begitu, untuk pemasaran kelompok anggota paguyuban batik Sleman ini masih mengandalkan pameran di beberapa tempat. "Kebetulan lebaran tahun ini kita banyak diajak untuk aktivitas pameran. Harapannya akan lebih baik lagi," ujar Endah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement