Jumat 26 Jun 2015 21:34 WIB

Tingkat Keikutsertaan KB Laki-laki Masih Rendah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham
Keluarga Berencana. Ilustrasi
Foto: .
Keluarga Berencana. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan tingkat keikutsertaan laki-laki terhadap kontrasepsi mantap pada pria (MOP) atau vasektomi di Indonesia masih rendah. Tercatat hanya tiga persen dari total sebanyak tujuh juta orang keikutsertaan KB kaum lelaki.

"Untuk MOP itu sekitar tiga persen dari total pria yang ikut KB secara nasional, yakni sekitar 7 juta orang, ya jadi masih rendah," ujar Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, Jumat (26/6).

Surya mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat keikusertaan laki-laki terhadap vakestomi rendah. Salah satunya, belum siap secara mental dan fisik. "Entah lah, kenapa orangnya belum mau. Makanya harus mantap betul, itu namanya kontrasepsi mantap, jadi jiwanya udah mantap dan fisiknya juga mantap," katanya.

Namun, kata dia, banyak laki-laki yang inginnya ingin dikembalikan lagi. Tapi, metode ini tak bisa dikembalikan lagi. "Sudah selesai enggak akan punya anak lagi, itu yang menyebabkan, ya tergantung individu," katanya.

Padahal, kata Surya, KB vasektomi sama efektifnya dengan KB terhadap perempuan dalam hal menekan dan mengendalikan laju pertumbuhan pendudukan. "Ya sangat efektif, sama dengan KB untuk perempuan," kata dia.

Menurut Surya, konsep dasar keikutsertaan kaum laki-laki terhadap KB vakestomi ialah tidak boleh dipaksa karena hal tersebut adalah hak asasi setiap kaum lelaki. "Dan dalam hal kontrasepsi ini kita tidak boleh maksa-maksa lagi. Harus persuasif karena ini hak asasi manusia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement