Jumat 26 Jun 2015 20:17 WIB

Penjualan Perangko Terus Turun

 Pengunjung melihat koleksi perangko saat peluncuran seri perangko di Jakarta, Rabu (4/2).   (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Pengunjung melihat koleksi perangko saat peluncuran seri perangko di Jakarta, Rabu (4/2). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM --  Direktur Ritel dan Properti PT Pos Indonesia GNP Sugiarta Yasa mengaku tren penjualan perangko dari tahun ke tahun terus menurun, meski penurunannya masih di bawah 50 persen.

"Penurunan ini sebagai salah satu dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih," katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pernyataan itu disampaikan usai pembukaan kegiatan Lokakarya Filateli Nasional 2015 di Kota Mataram, Kamis (25/6). Dia mengatakan, pada tahun 1970-an perangko dikenal sebagai alat pelunasan untuk proses pengiriman surat di kantor pos. Namun, saat ini penggunaan perangko sudah sangat sedikit.

"Perangko saat ini bahkan dikatakan benda yang asing karena kemajuan teknologi," katanya.

Kendati demikian, PT Pos tetap melakukan proses pencetakan perangko. Bahkan pada akhir lokarya PT Pos meluncurkan seri perangko alat musik tradisional dari Sumatra dengan nominal Rp 3.000.

Ia mengatakan, pencetakan perangko saat ini bertujuan menunjukkan eksistensi atau kedaulatan NKRI serta sebagai alat untuk penyebaran informasi, sejarah, sarana edukasi dan investasi, bukan hanya sekedar untuk bisnis.

Hingga saat ini, katanya, PT Pos telah menerbitkan ribuan jenis perangko dari berbagai jenis. Jika dikelompokkan, penerbitan perangko ada beberapa kelompok antara lain kelompok perangko definitif.

Perangko definitif adalah jenis perangko yang tetap seperti wajah kepala negara atau ibu negara. Selain itu, kelompok perangko peringatan atau tematik seperti kegiatan-kegiatan bersejarah di Indonesia.

Di sisi lain, Sugiarta menyebutkan perangko bisa menjadi sebuah investasi karena jenis perangko tertentu bisa menjadi barang langka dan dinilai bersejarah beberapa tahun kemudian.

"Ke depan, perangko yang harganya hanya Rp 1.500 bisa menjadi miliaran seperti beberapa jenis perangko yang dimiliki oleh para filatelis di negara ini," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement