Jumat 26 Jun 2015 10:45 WIB

Istana Gelar Peringatan Hari Antinarkotika

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Indah Wulandari
Pengunjuk rasa dari Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) berunjuk rasa mendukung pelaksanaan eksekusi mati terhadap para terpidana kasus narkoba, di dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jateng, Jumat (6/3). (Antara/R. Rekotomo)
Pengunjuk rasa dari Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) berunjuk rasa mendukung pelaksanaan eksekusi mati terhadap para terpidana kasus narkoba, di dermaga penyeberangan Wijayapura, Cilacap, Jateng, Jumat (6/3). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Istana Kepresidenan Jakarta menggelar peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Jumat (26/6). Acara peringatan dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar menyebut masalah narkoba di Indonesia sudah pada tingkat yang serius. Lebih dari 4 juta orang Indonesia adalah pengguna narkoba.

"Tidak hanya masyarakat kalangan bawah, tetapi juga berpendidikan tinggi," katanya saat memberikan sambutan.

BNN, kata Anang, terus melakukan upaya pemberantasan peredaran narkoba. Selama 2015, Anang menyebut pihaknya telah berhasil mengungkap 42 jaringan internasional pengedar narkoba kelas kakap. BNN juga telah menyita 1 ton shabu, 6.402 butir esktasi, 8,1 ton ganja dan menetapkan 100 orang sebagai tersangka.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyatakan groundbreaking untuk pembangunan pusat rehabilitasi penyalahgunaan narkoba di tujuh wilayah, yakni Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Malang, dan Kalimantan Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement