Kamis 25 Jun 2015 23:35 WIB

Penularan MERS Kebanyakan Terjadi di Tempat Pelayanan Kesehatan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang anak laki diperiksa suhunya sebagai bentuk pencegahan MERS di Bandara Suvarnbhumi, Bangkok, Thailand, Ahad (21/6).
Foto: Reuters
Seorang anak laki diperiksa suhunya sebagai bentuk pencegahan MERS di Bandara Suvarnbhumi, Bangkok, Thailand, Ahad (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Muhammad Subuh mengatakan, MERS-CoV cara penularannya  terbatas.

"Berdasarkan kejadian di Arab Saudi semua penularan MERS-CoV rata-rata  terjadi  di tempat pelayanan kesehatan. Tidak  di komunitas masyarakat umum," kata Subuh di Jakarta, Kamis, (25/6).

Sifat MERS-CoV yang tidak menyebar di komunitas ini yang  menguntungkan. Yakni penularan bersifat sangat terbatas hanya dari A ke B saja, tidak ke C. "Namun di Korsel penularan MERS-CoV dari a ke b ke c. Makanya kita harus lebih hati-hati." ucap dia

Penularan MERS-CoV secara langsung terjadi dengan percikan dahak dalam jarak satu meter. "Jadi hanya percikan dahak yang bisa menularkan, virusnya tidak berkeliaran bebas di udara," ungkap dia.

Virus yang melekat ke barang-barang lewat percikan dahak mengkontaminasi benda-benda di sekitarnya. Lalu orang memegang benda yang terkena percikan dahak dan menutup mulut pakai tangan yang terkontaminasi MERS-CoV.

"Makanya untuk mencegah agar tak terkena MERS-CoV. Harus menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) di antaranya sering mencuci tangan atau menggunakan sanitizer," ujar Subuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement