REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Muhammad Subuh mengatakan, MERS-CoV cara penularannya terbatas.
"Berdasarkan kejadian di Arab Saudi semua penularan MERS-CoV rata-rata terjadi di tempat pelayanan kesehatan. Tidak di komunitas masyarakat umum," kata Subuh di Jakarta, Kamis, (25/6).
Sifat MERS-CoV yang tidak menyebar di komunitas ini yang menguntungkan. Yakni penularan bersifat sangat terbatas hanya dari A ke B saja, tidak ke C. "Namun di Korsel penularan MERS-CoV dari a ke b ke c. Makanya kita harus lebih hati-hati." ucap dia
Penularan MERS-CoV secara langsung terjadi dengan percikan dahak dalam jarak satu meter. "Jadi hanya percikan dahak yang bisa menularkan, virusnya tidak berkeliaran bebas di udara," ungkap dia.
Virus yang melekat ke barang-barang lewat percikan dahak mengkontaminasi benda-benda di sekitarnya. Lalu orang memegang benda yang terkena percikan dahak dan menutup mulut pakai tangan yang terkontaminasi MERS-CoV.
"Makanya untuk mencegah agar tak terkena MERS-CoV. Harus menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) di antaranya sering mencuci tangan atau menggunakan sanitizer," ujar Subuh.