Kamis 25 Jun 2015 06:23 WIB

Gelombang Panas El Nino Bisa Tingkatkan Hasil Tangkapan Nelayan

Nelayan tengah beraktivitas (ilustrasi)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Nelayan tengah beraktivitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Peneliti perikanan dan kelautan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Feliks Rebhung mengatakan gelombang panas El Nino yang diprediksi akan terjadi mulai Juni hingga November 2015, dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan bagi para nelayan.

"Penangkapan ikan oleh para nelayan di Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu subsektor mata pencaharian dalam setahun terakhir mengalami penurunan sebesar 0,73 persen," katanya.

Feliks melanjutkan, penurunan penangkapan ikan ini disebabkan turunnya indeks diterima nelayan sebesar 0,44 persen dan kenaikan pada indeks yang dibayar sebesar 0,29 persen.

Ia mengatakan, penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok penangkapan ikan sebesar 0,44 persen. Sedangkan kenaikan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok konsumsi rumahtangga sebesar 0,37 persen.

Khusus untuk budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 0,06 persen, karena peningkatan pada indeks yang diterima hanya sebesar 0,36 persen, sedangkan kenaikan pada indeks yang dibayar lebih tinggi yaitu sebesar 0,43 persen.

"Kenaikan pada indeks terima didominasi oleh naiknya indeks terima subkelompok budidaya air tawar sebesar 0,54 persen, sedangkan kenaikan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 0,54 persen," ujarnya.

Pada 2014 nilai ekspor perikanan mencapai 4,2 miliar dolar AS dengan negara tujuan utama Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Dari jumlah itu, ikan tuna memberikan kontribusi senilai 764 juta dolar AS, rajungan 359 juta dolar AS, kakap merah 11,7 juta dolar AS, dan kerapu 29 juta dolar AS.

Produk-produk ikan tersebut kini sedang proses memperoleh sertifikasi dari Dewan Penata Layanan Kelautan (The Marine Stewardship Council/MSC).

Sertifikasi '

Pemerintah Indonesia memfasilitasi program sertifikasi produk kelautan dan perikanan negara-negara berkembang melalui konferensi perikanan dunia yang digelar Dewan Penata Layanan Kelautan (The Marine Stewardship Council/MSC) di Nusa Dua, Bali, baru-baru ini.

Ia mengatakan, saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkonsentrasi untuk menggenjot produksi dan pendapatan nelayan termasuk mengembangkan wirausaha mandiri lewat strategi industrialisasi kelautan dan perikanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement