REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Jajaran Polres Dumai, Riau, kesulitan mendapatkan sumber air dalam pemadaman titik api yang ada di Kecamatan Dumai Selatan. Selain kesulitan sumber air, kontur lahan berupa gambut, cuaca yang cukup panas dan tiupan angin kencang menyebabkan api belum dapat dipadamkan.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (24/6) petang menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Dumai sejak Senin (22/6) hingga Rabu sudah berhasil ditekan. Saat ini, jelasnya lahan yang terbakar berada di Jalan Wan Arifin Kelurahan Mekar Sari atau di koordinat N 101 22'45.64, E 101 22'10.45,64 hanya tinggal dua hektare. "Kita terus berusaha memadamkan api dengan dibantu oleh tim Manggala AGNI dan Bhabinsa Kelurahan setempat," jelasnya.
Menurut Guntur, dalam upaya memadamkan api di daerah tersebut petugas diperkuat oleh 25 personel kepolisian yang dipimpin langsung Kapolsek Dumai Barat Kompol Sasli Rais dan lima anggota BPBD. Puluhan petugas gabungan tersebut melakukan pemadaman dengan mesin seadanya, sementara hingga saat ini penyebab kebakaran masih terus dalam penyelidikan. "Yang kita tekankan saat ini adalah berupaya agar api tidak menyebar," jelas Guntur.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 123 titik panas atau hotspot sebagai indikasi awal kebakaran lahan dan hutan yang terdeteksi Satelit Terra dan Aqua di Pulau Sumatera, Rabu.
"Sebagian besar sebaran titik panas terpusat di Provinsi Riau dengan 64 titik, yang terdeteksi pada pukul 05.00 WIB," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin.
Ia menjelaskan terdapat sembilan kabupaten dan kota yang menyumbang titik panas di Provinsi Riau, dimana Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Pelalawan merupakan daerah penyumbang titik panas terbanyak dengan masing-masing 16 titik panas. Selanjutnya, daerah penyumbang titik panas yang cukup signifikan yakni terdeteksi di Kabupaten Kampar dengan enam titik, Kabupaten Indragiri Hulu dengan tujuh titik panas, diikuti Kuantan Singingi dengan lima titik panas dan Bengkalis dengan empat titik panas. Sementara itu, lanjutnya, tiga dearah lainnya yakni Kabupaten Rokan Hulu dengan tiga titik panas dan Kota Dumai serta Kabupaten Siak dengan masing- masing satu titik panas.