Rabu 24 Jun 2015 19:56 WIB

Pekan Pertama Ramadhan, Harga Sembako di Depok Stabil

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Pedagang bahan pokok menata dagangannya di Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (20/1). ( Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang bahan pokok menata dagangannya di Pasar Jatinegara, Jakarta, Selasa (20/1). ( Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Memasuki pekan pertama Ramadhan, harga bahan pokok di Kota Depok masih stabil dan belum ada tanda-tanda akan mengalami kenaikan yang drastis.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok, Agus Suherman di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Rabu (24/6), mengatakan, ketersediaan barang pangan yang cukup untuk Ramadhan ini menjadikan kenaikan harga tidak terlalu drastis. Hingga kini, ada beberapa harga bahan pokok yang mengalami penurunan.

Harga yang mengalami penurunan adalah gula pasir, yaitu sebelumnya Rp 12.443 per kg menjadi Rp 12.371 per kg. Bawang merah juga mengalami penurunan harga menjadi Rp 33.286 per kg dari harga sebelumnya Rp 34 ribu per kg.

Namun, ada juga beberapa bahan makanan yang mengalami kenaikan. Harga bahan makanan yang mengalami kenaikan adalah daging sapi murni yang sebelumnya yaitu Rp 96.429 per kg menjadi Rp 97.143 per kg, untuk telur ayam kenaikannya Rp 786, di mana harga sebelumnya Rp 21.714 per kg menjadi Rp 22.500 per kg.

Sementara itu, harga yang mengalami kenaikan yang cukup drastis hanyalah cabai merah keriting. Saat ini kenaikan harga cabai keriting mencapai 10,143 per kg, di mana harga sebelumnya Rp 29 ribu menjadi Rp 39.143 per kg. "Mungkin warga Depok suka makanan yang pedas-pedas pada awal puasa ini," canda Agus.

Agus memastikan ketersediaan barang saat ini cukup. Kemungkinan kenaikan harga terjadi karena kebutuhan masyarakat semakin banyak tetapi stok barang tidak bertambah, sehingga kenaikan harga tidak terlalu besar.

Ia mengungkapkan, saat Ramadhan ini volume masak masyarakat menjadi lebih banyak, sehingga menyebabkan kebutuhan naik. Namun, dengan ketersediaan barang yang cukup, maka kenaikan harga tidak akan sebesar seperti kenaikan harga karena distribusi kurang lancar ataupun panen yang sulit.

"Saya juga mengimbau kepada pelaku usaha untuk melakukan pengecekan barang dan jangan menaikkan harga sesukanya. Sementara kepada masyarakat juga untuk belanja sesuai kebutuhan, jangan malah berlebihan," imbuhnya.

Agus menambahkan, biasanya kenaikan harga akan kembali naik pada H-7 lebaran. Menjelang lebaran kebutuhan pokok, seperti daging ayam, daging sapi, dan telur pasti mengalami kenaikan. Menurutnya, hal tersebut memang lumrah terjadi karena permintaan dari masyarakat akan sangat banyak.

"Menjelang Lebaran, biasanya harga naik karena permintaan juga semakin tinggi, namun biasanya kami juga akan antisipasi dengan penambahan jumlah stok," tutup Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement