REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badai El-Nino disebut sudah mempengaruhi beberapa kota di Indonesia. Di Medan, suhu telah mencapai 36 derajat. Hal sama dirasakan di Aceh yang suhunya mencapai 34,8 derajat celcius.
Meski demikian, di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sendiri suhu udara masih terbilang normal. Kepala Sub Divisi Mangement Data BMKG VII Makassar Sri Marniati mengatakan, sejumlah wilayah di Sulsel masih terbilang normal. Malahan meski seharusnya sudah memasuki musim kemarau, daerah di kawasan timur Sulsel seperti Kabupaten Sinjai dan Bulukumba masih sering terjadi hujan.
Hal ini dikarena hawa laut masih terbilang hangat. Keadaan tersebut membuat potensi awan mengandung air masih ada. Alhasil hujan pun masih terjadi di sekitar kabupaten tersebut.
"Sejauh ini masih belum terasa dari badai El-Nino. Suhu pun masih standar mencapai 32 derajat celcius," ujar Sri, (23/6).
Mengenai ketersediaan air pun, Sri mengatakan bahwa daerah di Sulsel masih terbilang aman. Dengan adanya hujan yang kerap turun membuat pasokan air tanah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Kepala Bidang Produksi Ketanahan Pangan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Sulsel M Aris Mappeangin menjelaskan tidak terlalu khawatir dengan ancaman yang ditimbulkan El-Nino. Menurut dia, selama ini Sulsel sudah terbiasa dengan kemarau panjang.
"Saat El-Nino atau musim kering terjadi, itu hanya akan mempengaruhi sektor Barat Sulsel. Dan selama ini, kita memang tidak pernah menanam padi pada musim kering," tutur Aris.
Aris mengungkapkan, wilayah yang terkena dampak El-Nino di Sulsel umumnya merupakan sawah tadah hujan. Distan juga telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar lahan yang tak ditani padi tersebut diganti dengan tanaman lain semisal kedelai dan jagung yang tidak membutuhkan air terlalu banyak.
Ikuti Whatsapp Channel Republika