Selasa 23 Jun 2015 16:27 WIB

Sejak Puasa Warga Kesulitan Dapatkan Gas Melon

Rep: eko widiyatno/ Red: Ani Nursalikah
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Sejak awal puasa, ketersediaan elpiji tiga kilogram (elpiji melon) di wilayah Kabupaten Banyumas makin terbatas. Bahkan, sejumlah pengecer mengaku kehabisan stok dan pembeli elpiji harus mengantre sampai dua-tiga hari.

 

Salah satu pengecer di Desa Pekuncen, Kecamatan Pekuncen, Lilik Dharmawan mengatakan sejak memasuki bulan puasa pasokan elpiji tiga kilogram justru berkurang. Jika pada hari sebelumnya dia mendapat pasokan antara 10-15 tabung per hari, sejak awal puasa justru dikurangi menjadi delapan tabung.

"Pembeli elpiji tiga kilogram sampai harus inden terlebih dulu dan saya membuat catatan siapa-siapa yang memesan lebih dahulu. Soalnya barangnya memang langka, pasokan dari pangkalan berkurang dratis," katanya, Selasa (23/6).

Hal serupa juga dialami Rohyati, pengecer di Desa Tambaksogra Kecamatan Purwokerto Utara. "Sebelum bulan Puasa, saya rutin mendapat pasokan 10-15 tabung per hari. Namun sejak awal puasa, pasokan malah berkurang menjadi 10 tabung," katanya.

Dia mengaku tidak tahu kenapa pasokan elpiji dikurangi. Padahal saat puasa, masyarakat yang membutuhkan gas tiga kilogram justru makin bertambah karena waktu memasak menjadi lebih panjang.

Pemilik pangkalan elpiji di Tambaksogra, Sofie mengatakan pasokan elpiji tiga kilogram yang diterima pangkalannya, selama puasa sebenarnya mengalami tambahan. Bila sebelum puasa dia hanya mendapat pasokan 100 tabung per hari, maka sejak awal puasa ditambah menjadi 150 tabung per hari.

Namun, jumlah pengecer yang mengantre ingin mendapatkan  tabung elpiji juga bertambah banyak. "Setiap kali ada pengiriman elpiji melon, hanya dalam waktu lima menit sudah langsung habis. Bahkan banyak pengecer yang akhirnya tidak kebagian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement