Selasa 23 Jun 2015 15:27 WIB

Kekeringan, Sukabumi Waspada Lonjakan ISPA dan Diare

Rep: riga nurul iman/ Red: Ani Nursalikah
PENDERITA DIARE PADATI LORONG
Foto: IMAM BUDI UTOMO / REPUBLIKA
PENDERITA DIARE PADATI LORONG

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mewaspadai lonjakan kasus penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan diare. Kedua penyakit tersebut biasanya meningkat pada saat musim kemarau.

"Masyarakat harus mewaspadai penyebaran penyakit ISPA dan diare," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinkes Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara kepada Republika, Selasa (23/6).

Meskipun di awal musim kemarau ini belum terlihat adanya lonjakan kasus, menurut Rika, penyakit ISPA berkaitan dengan pengaruh debu yang berterbangan di pinggiran jalan dan tempat tinggal warga. Keadaan ini hampir merata terjadi di semua wilayah pada saat kemarau.

Penyakit diare biasanya diakibatkan warga menggunakan air kurang bersih untuk keperluan minum. Penggunaan air kotor, kata Rika, disebabkan terbatasnya pasokan air karena faktor kekeringan di sekitar tempat tinggal warga. Dampaknya, warga menggunakan air kurang bersih yang berdampak buruk pada kesehatan. Di Sukabumi, daerah yang rawan kesulitan mendapatkan pasokan air bersih terdapat di daerah selatan. Contohnya, di Kecamatan Curug Kembar.

Untuk mencegah lonjakan kasus ISPA dan diare, Rika meminta warga meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Misalnya, dengan tidak mengkonsumsi air yang kurang bersih.

Dinkes sudah menyiapkan obat-obatan seperti oralit untuk menghadapi lonjakan kasus diare. "Ketersediaan logistik obat masih mencukupi," ujar Rika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement