Senin 22 Jun 2015 18:19 WIB

Antisipasi MERS-Ebola, Kemenhan-Kemenkes Jalin Kerja Sama

Rep: Reja Irfan Widodo/ Red: Indira Rezkisari
Petugas memeriksa suhu badan para penumpang yang baru tiba dari Busan Korea Selatan, saat mendarat di Bandara Hong Kong, Jumat (5/6), untuk mengantisipasi merebaknya kasus MERS.
Foto: AP/Kin Cheung)
Petugas memeriksa suhu badan para penumpang yang baru tiba dari Busan Korea Selatan, saat mendarat di Bandara Hong Kong, Jumat (5/6), untuk mengantisipasi merebaknya kasus MERS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyebutkan salah satu ancaman nyata, terutama di bidang kesehatan, adalah merebaknya virus Middle East Respiratory Syndrom-Corona Virus (MERS-CoV) dan penyakit menular Ebola. Untuk itu, Kemenhan pun menjalin kerjasama secara khusus dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Menurut Ryamizard, meluasnya penyakit menular Ebola dan MERS-CoV telah menimbulkan keresahan masyarakat di dunia. Alhasil, situasi ini harus menjadi kewaspadaan dan peringatan bersama. ''Alasannya, karena setiap penyakit yang mewabah dan dapat menyebabkan kematian lambat laun pasti akan menggangu ketahanan negara,'' kata Menhan dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (22/6).

Karena itu diperlukan sinergitas antara Kementerian terkait, yakni Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Pertahanan untuk menangani isu tersebut. Kerjasama antara dua kementerian itu melingkupi sertifikasi kesehatan sarana dan prasarana Kemenhan serta TNI, mengembangkan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan, memperkuat kapasitas deteksi dan respon terhadap bahaya di bidang Kimia, Biologi, Radiasi, Nuklir, Eksplosif.

Tidak hanya itu, kerjasama itu juga mencakup bidang pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengembangan, pendayagunaan tenaga kesehatan yang berwawasan kebangsaan, akreditasi kelas rumah sakit, penyelenggaraan penanggulangan pentakit dan penyehatan lingkungan dengan melibatkan insitusi teritorial, pengembangan kesehatan matra, dan bantuan kesehatan pada daerah terpencil, perbatasan, daerah bermasalah kesehatan.

Pun dengan kerjasama di aspek perumusan kebijakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan regulasi bidang kesehatan nasional yang terkait bidang pertahanan negara. ''Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan kesehatan di lingkungan Kemhan dan Kemenkes dalam melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan dan dukungan kesehatan. Tujuannya meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai potensi dan kekuatan pertahanan negara,'' ujar Ryamizard yang didampingi Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, tersebut.

Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, menyambut baik kerjasama ini. Menurutnya, kerjasama dengan Kemenhan ini memiliki nilai strategis dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, lewat kerjasama ini diharapkan menjadi upaya bersama dalam penyelenggaraan dan peningkatan pelayanan kesehatan bagi para prajurit TNI dan keluarganya, terutama yang berada di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, rawan konflik, rawan bencana, dan pulau-pulau terluar.

''Saya harap kerjasama ini dapat berjalan baik dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk prajurit TNI dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement