Senin 22 Jun 2015 12:00 WIB

Hindari DBD dengan Perilaku Hidup Sehat

Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).
Foto: Antara
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dr Stef Bria Seran MPH meminta masyarakat untuk berprilaku hidup sehat, agar bisa terhindar dari serangan penyakit ISPA dan deman berdarah dengue (DBD) akibat perubahan cuaca.

"Upaya yang bisa kami lakukan adalah berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota, untuk meminta para petugas kesehatan pada tingkat kecamatan dan desa agar selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, terutama menjelang pergantian musim," kata Stef Bria Seran, di Kupang, Senin (22/6).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan antisipasi pemerintah dalam menekan atau meminimalisir serangan penyakit ISPA, DBD pada saat pergantian musim.

Saat pergantian musim, biasanya muncul berbagai jenis penyakit yang menyerang masyarakat seperti Deman Berdarah Dengue, Malaria dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Upaya lain yang dilakukan adalah penyiapan fasilitas kesehatan dan petugas yang memadai untuk dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan darurat.

Artinya, lanjut dia, komunikasi dengan dinas di kabupaten/kota dilakukan untuk selanjutnya berkoodinasi dengan puskemas-puskemas untuk mempersiapkan diri lebih awal agar masyarakat yang membutuhkan pelayanan kapan saja bisa ditangani secara baik.

Dalam hubungan dengan keselamatan jiwa anak-anak ini, dia juga meminta kepada para orang tua untuk segera membawa anak-anak mereka ke Puskemas atau tempat perawatan terdekat untuk mendapat pertolongan medis. "Kalau ada gejala, supaya segera membawa pasien ke Puskemas terdekat untuk mendapat pertolongan lebih awal," katanya.

Hal ini penting karena umumnya nyawa pasien tidak bisa ditolong karena terlambat dibawa ke rumah sakit atau Puskemas terdekat untuk mendapat perawatan, kata Stef Bria Seran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement