REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan budaya mudik yang dilakukan masyarakat perantau saat bulan puasa dan hari Raya Idul adalah suatu hal yang tak dapat dielakkan dari tahun ke tahun.
Sebab masyarakat perantau kata Badrodin sangat mendambakan momen setahun sekali tersebut untuk berkumpul bersama keluarga besar di kampung halaman. Mudik dilakukan secara serentak dengan prasarana yang terbatas membuat situasi di jalanan menjadi macet dan rentan dengan bahaya dalam perjalanan. Terlebih kata Kapolri mudik yang dilakukan dengan menggunakan sepeda motor.
"Mudik dengan memakai sepeda motor itu risikonya tinggi, kita tidak bisa melarang. Tetapi masyarakat kita imbau untuk berhati-hati," kata Badrodin di rumah dinasnya Kapolri di Kebayoran baru Jakarta Selatan, Ahad (21/6).
Kapolri menyebutkan sepeda motor sebenarnya tidak didesain untuk melakukan perjalanan jauh. Selain itu, mudik menggunakan kendaraan roda dua tersebut juga menyita stamina yang cukup banyak. Untuk itu, Badrodin menyarankan kepada warga yang mudik dengan motor untuk mengatur perjalanan sebaik mungkin, salah satunya menyeimbangkan lama perjalanan dengan waktu untuk istirahat.
"Boleh saja mudik naik motor tapi harus diatur, sekian jam perjalanan terus berhenti untuk istirahat, nanti lanjut lagi. Sehingga stamina berkendara terus terjaga. Itu agar risiko kecelakaan bisa diperkecil," ujar Badrodin.
Kepada pemudik keseluruhan, Mantan Kapolda Jawa Timur ini tak lupa mengingatkan agar menaati aturan dan rambu-rambu lalu lintas saat berkendara. Kapolri menyebut keselamatan saat perjalanan sangat berharga agar tujuan berkumpul bersama keluarga besar dapat terwujud tanpa ada persoalan yang menghalangi.