Ahad 21 Jun 2015 16:40 WIB

PMI Jateng Waspadai Bencana Kekeringan

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah mewaspadai dan bersiap mengantisipasi dampak musim kemarau di wilayah mereka.  Menurut Kepala Humas PMI Jateng, M. Nashir Jamaludin, potensi bencana kekeringan tersebar di hampir semua wilayah jawa tengah.

"Kekeringan hampir menyeluruh. Seperti di Wonogiri, Grobogan, Blora, Demak, Tegal, dan sebagainya. Di situ juga sering terjadi kebakaran," ujarnya pada Republika, Ahad (20/6).

Karena itu PMI Jateng pun telah menyiapkan beberapa truk tanki untuk jaga-jaga. Bila sewaktu-waktu dibutuhkan, truk tanki akan digunakan untuk droping air bersih.

Selain itu, PMI Jateng pun sudah menyelenggarakan Lokakarya Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana (PB) dan pelatihan Manajemen Posko di Gedung Prof. Satoto, komplek PMI Center, Semarang. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas petugas posko dalam menghadapi bencana musim kemarau.

Ketua PMI Jateng Imam Triyanto mengungkapkan, Posko PMI merupakan tempat pertama petugas mengolah informasi kebencanaan dan memberikan pelayanan pada masyarakat. Maka itu kualitas petugasnya harus ditingkatkan. “Posko yang berfungsi baik tentu didukung oleh petugas yang memiliki manajemen yang baik juga,” ujarnya.

Ia pun menuturkan, informasi dan pelayanan yang diberikan PMI kepada masyarakat dapat diakses melalui posko. Karena itu informasi yang cepat, tepat dan akurat dapat memaksimalkan respon PMI dalam memberikan pelayanan saat bencana.

Pelatihan tersebut juga berperan sebagai sarana pengaplikasian kurikulum dan modul pelatihan manajemen posko yang telah mengalami perubahan. “Harapan kami, petugas posko dapat lebih maksimal dalam mengelola posko sebagai ruang pusat data dan informasi yang berkaitan dengan pelayanan PMI,” ujar Imam.

Sebab, menurutnya petugas Posko PMI akan menjadi salah satu garda depan dalam mengemban misi kemanusiaan. “Salah satu misi kami adalah menjadikan PMI organisasi kemanusiaan terdepan dalam meningkatkan kehidupan masyarakat rentan,” tuturnya.

Lokakarya sendiri diikuti oleh Pengurus Bidang PB, Kepala Markas dan staf PB, dari PMI Kabupaten-Kota Se-Jateng.  Dengan total peserta 35 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement