Ahad 21 Jun 2015 12:38 WIB

Jokowi Ingin Timah Indonesia Kendalikan Pasar Dunia

 Presiden RI Joko Widodo (tengah) didampingi Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kiri) dan KSAD TNI AD Jenderal Gatot Nurmanto, menaiki tank anoa di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, Sumsel, Selasa (16/6).  (Antara/Nova Wahyudi)
Presiden RI Joko Widodo (tengah) didampingi Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kiri) dan KSAD TNI AD Jenderal Gatot Nurmanto, menaiki tank anoa di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Baturaja, Sumsel, Selasa (16/6). (Antara/Nova Wahyudi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Presiden RI Joko Widodo menginginkan ada strategi ke depan agar timah Indonesia memiliki masa depan cerah. Jokowi berharap timah Indonesia bisa menjadi komoditas penting dan bisa mengendalikan pasar dunia.

"Yang paling penting bagaimana strategi ke depan agar timah bisa jadi komoditas, bisa mengendalikan pasar dunia. Karena apa? Seperti yang disampaikan dari swasta maupun BUMN, terlalu banyak timah ilegal," kata Presiden Jokowi di sela kunjungan ke PT Trinindo Inter Nusa, Jalan TPI Ketapang Pangkalpinang Bangka Belitung, Ahad (21/6).

Menurut dia, komoditas timah yang membanjiri pasar timah dunia haruslah timah legal. Oleh karena itu, kata Presiden, harus ada cara khusus untuk mengendalikan timah ilegal, khususnya di Indonesia.

"Caranya bagaimana? Kalau kita mau mengendalikan timah ilegal itu, tambang rakyat harus dikelola, baik oleh bapak angkatnya swasta maupun BUMN," katanya.

Selain itu, tambah Presiden, manajemen juga harus diawasi dan dibenahi dengan lebih profesional. "Kemudian, ada badan usaha, entah koperasi, CV atau PT. Harus seperti itu," kata Presiden.

Timah ilegal, menurut Presiden, harus dipotong rantai operasinya meskipun dikendalikan dengan modal yang besar. Terkait dengan kendala ekspor timah, Jokowi berpendapat bahwa relatif banyak sekali regulasi yang harus diperbaiki.

"Akan tetapi, juga harus ada, problem lapangan yang diselesaikan. Saya sudah sampaikan kepada Pak Menko, Gubernur, dan swasta, BUMN, kita segera rumuskan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement