Ahad 21 Jun 2015 00:00 WIB

MTI Kritik Antisipasi Pemerintah Terhadap Kesediaan Transportasi Mudik

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petugas dari tim gabungan Kepolisian dan Dishub memberitahukan cara penggunaan palu pemecah kaca kepada sejumlah penumpang dan awak bus saat razia angkutan mudik Lebaran di Terminal Arjosari, Malang, Jatim
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Seorang petugas dari tim gabungan Kepolisian dan Dishub memberitahukan cara penggunaan palu pemecah kaca kepada sejumlah penumpang dan awak bus saat razia angkutan mudik Lebaran di Terminal Arjosari, Malang, Jatim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengkritik, kebijakan pemerintah yang menyiapkan kesediaan moda transportasi massal untuk mudik baru tiga sampai empat bulan sebelum lebaran.

“Seharusnya, persiapan menyediakan transportasi untuk mudik tahun ini sudah dilakukan sejak tahun lalu. Kalau perlu sejak H+7 Idul Fitri tahun sebelumnya,” katanya saat berbicara di dialog bertema “Mengatasi Keruwetan Arus Mudik”, di Jakarta, Sabtu (20/6).

Dengan waktu lebih panjang, kata dia, pemerintah bisa lebih siap memenyediakan transportasi umum yang memadai. Termasuk menyediakan sistem informasi penerbitan tiket angkutan lebaran. Ia juga mengkritik kesiapan pemerintah menghadapi jumlah pemudik yang melonjak.

Ia menyebutkan, jumlah pemudik tahun 2014 secara nasional hingga 1,2 juta pergerakan per hari. Sedangkan tahun sebelumnya, jumlah pemudik bahkan sampai 1,5 juta pergerakan per hari.

“Sedangkan jumlah pemudik tahun ini diperkirakan 1,8 juta pergerakan per hari. Distribusi pergerakan merata,” katanya.

Yang juga menjadi masalah adalah jumlah kendaraan pribadi yang digunakan untuk pulang kampung diyakini bertambah. Apalagi dengan kehadiran mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC).

Beruntung, kata dia, tahun ini jumlah ibur Idul Fitri bersamaan dengan liburan tahun ajaran baru sekolah. Sehingga, massa liburan lebih panjang yaitu 14 hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement