Ahad 21 Jun 2015 00:10 WIB

Pertemuan Jokowi-KIH akan Bahas Reshuffle Kabinet?

Presiden Joko Widodo ( kanan) menyantap soto bersama pimpinan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) di Soto Gading, Solo, Jateng, Sabtu (14/2).
Foto: Antara/Andika Betha
Presiden Joko Widodo ( kanan) menyantap soto bersama pimpinan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) di Soto Gading, Solo, Jateng, Sabtu (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy mengatakan pekan depan Koalisi Indonesia Hebat akan menemui Presiden Joko Widodo namun dirinya belum mendengar secara pasti bahwa pertemuan itu membahas rencana reshuffle kabinet.

"Sampai saat ini belum ada informasi apapun dari presiden soal hal tersebut (Rhesuffle). Tapi memang dijadwalkan minggu depan akan ada pertemuan antara KIH dengan presiden," kata Romahurmuziy selepas acara buka bersama dengan Wapres JK di Kantor DPP Partai Nasdem,? Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (20/6).

Meski santer terdengar fokus bahasan adalah reshuffle kabinet, pria yang akrab disapa Romy itu belum mengetahui fokus bahasan yang akan dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Dia menegaskan, pertemuan itu bersifat rutin antara pimpinan parpol KIH dengan presiden.

"Pertemuan itu dilakukan, adalah bagian dari upaya meningkatkan kinerja kabinet, karena memang dalam situasi hari ini, tantangan eksternal begitu luar biasa. Maka kabinet perlu bekerja lebih keras lagi," ujarnya.

Kendati Presiden Joko Widodo menyampaikan perihal reshuffle setelah menilai laporan kinerja para menteri, Romy menegaskan, hal tersebut? sepenuhnya hak prerogatif presiden untuk melakukan pergantian.

Terkait dengan struktur pengganti yang diwacanakan akan ada pembersihan kader partai politik dari Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla untuk diisi kalangan profesional non partai, Romy berpandangan hal tersebut akan menjadi blunder.

"Kalau itu dilakukan, saya kira itu justru akan menjadi blunder. Karena dalam suasana sekarang, tantangan eksternal begitu kuat," kata Romy.

Menurut Romy, untuk menghadapi tantangan eksternal tersebut, justru kekompakan partai politik sangat diperlukan dengan tujuan untuk menopang keberlangsungan jalannya pemerintahan ke depan. "Kalau ada pembersihan, maka akan ada ketimpangan baru yang tercipta di parlemen. Ini yang saya kira tidak mungkin dilakukan," ucap Romy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement