Jumat 19 Jun 2015 23:21 WIB

Inikah Alasan Sutiyoso Dicalonkan Jadi Kepala BIN?

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Sutiyoso
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sutiyoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Diajukannya nama Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) oleh Presiden RI Joko Widodo menuai pro dan kontra di kalangan publik. Meski demikian, mantan Gubernur DKI Jakarta periode 1997–2007 itu diyakini cukup memiliki kriteria untuk mengisi jabatan tersebut. 

Ketua Pusat Studi Keamanan dan Politik Universitas Padjadjaran, Muradi menuturkan, Sutiyoso dipilih karena merupakan figur alternatif di antara calon-calon lain yang namanya selama ini banyak disebut bakal mengisi posisi Kepala BIN. Menurutnya, selain sosok yang akrab disapa Bang Yos itu dikenal tegas, ia juga luwes dalam berkomunikasi dengan ragam kelompok. 

“Saya kira itu yang menjadi nilai lebih dari Bang Yos,” ujar Muradi di Jakarta, Jumat (19/6).

Mengenai kompetensi yang dimiliki Sutiyoso, Muradi menilai mantan Pangdam Jaya itu banyak berkiprah di dalam dunia intelijen selama berkarir di militer. Oleh karenanya, kata dia, pengalaman yang dimiliki Sutiyoso tidak perlu diragukan lagi. 

“Dalam politik tentu tidak bisa menyenangkan semua pihak. Namun, terlepas dari kritik yang dilontarkan TB Hasanuddin, fakta berbicara bahwa Sutiyoso pernah diusung PDI Perjuangan waktu menjadi Gubernur DKI,” ujar Muradi. 

Muradi berpendapat, dukungan politik semestinya juga harus dihargai dengan setimpal. Presiden Jokowi menurutnya memiliki pertimbangan tersendiri atas pencalonan Sutiyoso. Di antaranya yaitu sebagai bagian dari konsolidasi pemerintahannya ke depan.

Terpisah, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq juga menyampaikan pendapat yang tak jauh berbeda. Terkait munculnya kritikan yang menyebut usia Sutiyoso yang sudah kepala tujuh sehingga tak pantas menduduki posisi Kepala BIN, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan masalah usia adalah relatif. 

"Kepala intelijen di beberapa negara juga berasal dari kalangan tokoh senior. Yang harus diuji adalah apakah calon Kepala BIN itu  punya visi intelijen yang sesuai dengan perkembangan zaman atau tidak,” kata Mahfudz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement