REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, erupsi Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara tetap tinggi.
Sepanjang Selasa (17/6) terjadi 120 kali guguran, 4 kali luncuran awan panas sepanjang 2-3 km ke sisi Timur-Tenggara dan Selatan, 2 kali luncuran lava pijar 1,5 km ke Tenggara dan 2 km ke Selatan, tremor menerus serta semua parameter seismisitas masih tinggi.
Pada Kamis (18/6), terjadi satu kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2,5 km ke Tenggara, dan guguran lava pijar dari puncak sejauh 700-1.500 meter ke Tenggara, tremor menerus. Potensi erupsi susulan masih tinggi, status awas (level IV).
"Adanya perluasan radius yang harus dikosongkan menyebabkan warga beberapa desa harus dievakuasi. Saat ini pengungsi 10.377 jiwa (2.762 KK) yang tersebar di 10 pos pengungsian," katanya, Kamis (18/6).
Pengungsi berasal dari Desa Guru Kinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Beras Tepu, Sigarang-garang, Jeraya, Kuta Rayat, Kuta Gunggung, Mardinding, Kuta Tengah, dan Dusun Lau Kawar. Di beberapa pos penampungan terdapat pengungsi yang banyak jumlahnya, seperti di pos pengungsian BPPT, Jambur Tongkoh dan Tahura ada 2.728 jiwa (666 KK).
Tim Reaksi Cepat BNPB, ujar Sutopo, telah hadir di Sinabung mendampingi BPBD Karo. Bupati Karo telah meminta bantuan Rp 1,4 milyar dana siap pakai kepada BNPB untuk penanganan pengungsi.
Bupati Karo juga menetapkan masa tanggap darurat sejak 2/6/2015 hingga 6/7/2015. Kebutuhan mendesak pengungsi antara lain tenda pengungsi, selimut, MCK, makanan tambahan, lauk pauk, masker, tikar, matras, tanki air, pakaian, logistik untuk kebutuhan dapur, dan psikolog untuk trauma healing.