REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak 10.714 jiwa atau 2.882 kepala keluarga pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, saat ini masih ditempatkan di 10 lokasi penampungan di Kota Kabanjahe.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Subur Tambun mengatakan pemindahan warga tersebut, demi keamanan, karena akhir-akhir ini semakin tingginya luncuran awas panas dan lontaran debu vulkanik.
Oleh karena itu, katanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP dan intansi terkait lainnya terpaksa harus mengevakuasi penduduk yang berada di radius 7 kilometer dari kawah Gunung Sinabung.
"Penduduk yang telah diungsikan itu berasal dari 11 desa, yakni Desa Gurukinayan, Tiga Pancur, Pintu Besi, Sukanalu, Berastepu, Desa Jaraya, Desa Kutatengah, Desa Sigarang garang, Desa Mardingding, Desa Kutagugung, dan Desa Kutarayat," ucap Subur, Rabu (17/6).
Dia menyebutkan, sebanyak 10.714 warga itu menghuni 10 Pasko, yakni Jambur Lau Buah Batu 882 jiwa, Paroki Gereja Katolik Kabanjahe 974 jiwa, dan Gedung Serbaguna KNPI Kabanjahe 756 jiwa.
Kemudian, Gedung Serbaguna GBKP Kabanjahe 454 jiwa, Jambur Sempajaya 1.462 jiwa, Gudang Jeruk Surbakti 660 jiwa, Jambur Tongkoh 2.728 jiwa, Jambur Korpri 1.200 jiwa, Jambur Tanjung Mbelang 948 jiwa, dan GPDI Ndokum 650 jiwa.
"Seluruh pengungsi tersebut mendapat pengawasan Pemkab Karo, BNPB dan mengenai makanan mereka dalam keadaan aman dan lancar, serta tidak ada kendala," kata Subur.
Situasi erupsi Gunung Sinabung, Rabu (17/6) pukul 06.00-12.00 WIB cuaca berawan-mendung, angin perlahan-kencang kearah timur.
Suhu udara 15-24 celcius. Gunung jelas-kabut, asap putih tebal, tinggi 50-100 meter. Terjadi 2 kali awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000-3,000 meter kearah tenggara-timur.