REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena El Nino akan terjadi wilayah Indonesia sampai November 2015. El Nino sendiri terjadi saat suhu air di Samudera Pasifik lebih hangat dari perairan Indonesia. Kondisi ini membuat uap air mengalir dari Indonesia menuju Pasifik. Akibatnya, pembentukan awan hujan menjadi minim di Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus Subagyo Swarinoto menuturkan, El Nino yang terjadi di wilayah Indonesia berjenis El Nino moderat. Artinya, El Nino ini bukan lah El Nino parah seperti yang melanda Indonesia pada 1997 silam. Hanya saja, fenomena ini tetap harus diwaspadai.
“Akibat adanya El Nino diperkirakan awal musim hujan 2015 hingga 2016 di beberapa wilayah mengalami kemunduran,” kata Yunus dalam rapat koordinasi dengan Menteri LHK dan Menteri ATR, Rabu (17/6).
Yunus menjelaskan, hasil monitoring BMKG, perkembangan El Nino sampai Juni menunjukkan El Nino moderat. Selain itu, Badan Meteorologi Dunia (WMO) mencatat, kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai November dan berpeluang untuk menguat.
Sementara itu, daerah-daerah yang berpotensi terkenda dampak El Nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Yunus menyebut bahwa El Nino bukan satu-satunya faktor pemicu kekeringan di Indoensia. Harus dipertimbangkan faktor lain seperti Dipole Mode dan SST di perairan Indonesia.