Selasa 16 Jun 2015 21:55 WIB

Pemkab Jamin Kebutuhan Barang Pokok Aman Selama Ramadhan

Rep: c97/ Red: Hazliansyah
Kebutuhan pokok.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kebutuhan pokok.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman menjamin ketersediaan kebutuhan barang pokok saat bulan suci Ramadhan nanti. Hal ini mengingat persediaan semua komoditas rumah tangga masih mencukupi hingga empat sampai lima bulan mendatang.

"Terutama beras masih cukup sampai panen musim depan. Daging ayam, sapi, dan cabe pun demikian," tutur Sekretaris Daerah Pemkab Sleman, Sunarto pada awak media, Selasa (16/6).

Produktivitas beras Sleman dalam satu musim adalah 159.564 ton. Sedangkan kebutuhan warga sekabupaten hanya 36.455 ton.

Selain itu, Pemkab sudah mengawasi infrastruktur daerah untuk memastikan distribusi barang pokok sampai ke pelosok. Hasilnya semua jalan kabupaten dan desa masih dapat digunakan. Sehingga proses mobilisasi komoditas pokok dapat berjalan lancar. Adapun perbaikan jalan yang rusak sudah diperbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umun dan Perumahan (DPUP).

"Dishubkominfo sudah melakukan pemantauan jalur distribusi," ujar dia.

Ia menuturkan, jika terjadi kelangkaan barang secara mendadak, maka pemerintah akan segera melakukan operasi pasar. Karena itu Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindakop) akan terus melakukan pemantauan komoditas di pasaran.

"Terutama untuk elpiji, minyak, dan beras. Kami akan terus memperhatikan laju perkembangan jual belinya," kata Sunarto.

Adapun pemantauan di bulan ramadhan ini akan dititikberatkan pada zat pewarna makanan, panganan berformalin, boraks, dan hasil olahan pabrikan serta rumahan. Pengecekan lebih difokuskan pada kondisi barang, seperti kedaluwarsam, jamuran, dan rusak.

Pemantauan tersebut akan dilakukan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Polres, Dinas Kesehatan, dan Disperindakop. Sunarto mengakui ada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok. Namun ia berpendapat hal tersebut masih wajar.

Kepala Bagian Perekonomian, Disperindakop Sleman, CC Ambarwati membenarkan hal tersebut. Sebab menurutnya inflasi Sleman masih rendah dibandingkan dengan Kota Yogyakarta, yaitu 0,21.

"Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga telur ayam ras dan cabe merah. Yang lainnya masih stabil," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement