Selasa 16 Jun 2015 21:40 WIB

Menteri Siti: Hutan Indonesia Jadi Sorotan Dunia

Rep: C13/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kanan) saat melakukan penandatanganan kerjasama lintas kementrian dan sektor di Jakarta, Selasa (16/6).(Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kanan) saat melakukan penandatanganan kerjasama lintas kementrian dan sektor di Jakarta, Selasa (16/6).(Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan hutan Indonesia telah menjadi sorotan dunia. Sorotan itu terutama mengenai degradasi kerusakan hutan di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Menteri Siti saat Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian LHK, Kementerian Pendidikan Budaya (Kemdikbud), Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Kementerian Agama (Kemenag), Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Selasa (16/6).

“Karena itulah kita terdorong untuk membuat program ‘Menanam Pohon dan Monitoring Hutan untuk Warisan Generasi Mendatang’,” ujar Siti.

Untuk bisa menggalakan ini di masyarakat, Nurbaya menilai perlu ada kerjasama dengan beberapa pihak. Dalam hal ini, ujar dia, pihaknya pun mulai menjalin kerjasama dengan Kemdikbud, Kemristekdikti, Kemenag, LAPAN dan BIG.

Selain itu, Nurbaya juga mengungkapkan alasan lain yang membuat pihaknya membentuk program itu. Dia menjelaskan, program ini merupakan sambutan atas prakarsa yang dilakukan daerah.

Menteri LHK menerangkan, terdapat beberapa daerah yang mulai mencanangkan persyaratan baru bagi calon mempelai wanita.

Mereka, kata dia, diminta untuk menanam pohon sebelum menikah. Karena itu, pihaknya pun berkeinginan untuk mengajak Kemenag masuk ke dalam kerjasama ini.

Menurut Nurbaya, program ini diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk menyumbangkan lima pohon per orang untuk ditanam. Terutama, ujar dia, pada peserta didik yang dalam hal ini menjadi tanggung jawab Kemdikbud. Kemudian, ungkap dia, mahasiswa yang menjadi bagian dari Kemristekdikti.

“Dan calon mempelai wanita yang berada dalam naungan Kemenag,” tegas dia. Sementara itu, ihwal kerjasama dengan LAPAN dan BIG berkaitan dengan bagian monitoring penanaman pohon nantinya.

Sebelumnya, Kemen-LHK menjalin kerjasama dengan  Kemdikbud, Kemristekdikti dan Kemenag.

Sejumlah pihak ini juga sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam “Menanam Pohon dan Monitoring Hutan untuk Warisan Generasi Mendatang” dengan Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) dan Badan Informasi Geospasial (BIG) di Kantor Kemen-LHK, Jakarta, Selasa (16/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement