REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Banjir kembali terjadi di kawasan hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Sedikitnya 16 desa di Kecamatan Antang Kalang dan Telaga Antang terendam.
"Kalau hujan terus turun, kami khawatir banjir akan terus terjadi. Pengalaman sebelumnya, banjir bisa sampai sepuluh hari. Desa kami paling parah. Aula desa, pustu dan sekolah juga terendam. Sekitar 20 rumah komunitas adat terpencil (KAT) yang berada dipinggir sungai juga terendam," kata Kepala Desa Tumbang Manyan Lilis Suryani dihubungi dari Sampit, Selasa (16/6).
Banjir awalnya melanda ratusan rumah di sepuluh desa di Kecamatan Antang Kalang sejak Jumat (12/6) lalu. Sepuluh desa tersebut yaitu Desa Tumbang Kalang, Kuluk Telawang, Tumbang Ngahan, Tumbang Hejan, Tumbang Rame, Buntut Nusa, Tumbang Gagu, Tumbang Manya, Tumbang Gagu dan Sungai Puring.
Laporan diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, kini banjir juga merendam enam desa di Kecamatan Telaga Antang yakni Desa Rantau Katang, Luwuk Kowan, Tumbang Banjani, Tumbang Boloi, Tumbang Mangkup, dan Rantau Tampang, yang merendam sedikitnya 54 rumah.
"Warga kami sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah. Kami juga berharap mudah-mudahan banjir segera surut," kata Lilis.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, Sutoyo mengatakan, pihaknya baru mendapat laporan resmi dari kecamatan. Laporan ini segera ditindaklanjuti dengan penanggulangan di lapangan.
"Laporannya baru masuk siang tadi, Kami tidak bisa langsung turun memberi bantuan kalau tidak ada laporan resmi. Itu sudah prosedurnya, besok kami akan turun cek ke lokasi lagi melihat apa yang dibutuhkan warga," ujar Sutoyo.
Logistik bantuan sudah siap disalurkan ke lokasi jika sudah diputuskan. BPBD Kotim juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalteng untuk mengantisipasi jika banjir belum juga surut.