REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Otoritas Badara Internasional Hang Nadim Batam menyatakan perluasan apron sangat mendesak mengingat kapasitas yang ada saat ini seluas 165 ribu meter persegi sudah tidak mampu lagi menampung banyaknya pesawat.
"Kondisinya pada pagi hingga sore hari sudah sangat padat. Pesawat setelah mendarat harus antre untuk masuk apron," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Senin (15/6).
Ia mengatakan saat jam-jam sibuk, banyak pesawat harus antre setelah mendarat untuk menuju ke apron karena tidak lagi mampu menampung keseluruhan pesawat. "Terkadang tiga sampai empat pesawat harus antre karena apron penuh. Sementara hingga saat ini belum ada maskapai yang berminat terbang malam hari dari Hang Nadim meski sudah dibuka 24 jam," kata dia.
Suwarso mengatakan, pihak Badan Pengusahaan Batam selaku pemilik bandara memang sudah merencanakan penambahan apron seluas 40 ribu meter persegi arah sebelah kiri terminal. Dengan tambahan tersebut, diharapkan akan mampu menampung sekitar 30 pesawat jenis Boeing 737 atau Airbus A320 dalam waktu bersamaan karena saat ini sudah mampu memuat sekitar 22 pesawat secara bersamaan.
"Rencanannya sebenarnya sudah lama. Namun saat ini sepertinya proses lelang belum selesai. Sehingga belum bisa dibangun," kata dia.
Selain penambahan apron, kata dia, pada akhir 2015 juga akan dilakukan renovasi terminal kedatangan, kawasan parkir karena jumlah penerbangan terus bertambah. "Sebenarnya Lion Air sejak lama juga ingin menempatkan satu Boeing 747-400 di Hang Nadim untuk keperluan umroh. Namun belum direalisasikan menunggu perluasan apron selesai," kata Suwarso.
Bandara Internasional Hang Nadim Batam merupakan fasilitas milik BP Batam yang dibangun sejak periode 1980 saat Presiden RI Ketiga BJ Habibie memimpin Otorita Batam (kini BP Batam).