Senin 15 Jun 2015 10:21 WIB

Jokowi, Pamong Praja, dan Revolusi Karakter

Presiden Joko Widodo menunjukkan Kartu Indonesia Sehat saat kunjungan kerja di Balaidesa Asrikaton, Pakis, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Presiden Joko Widodo menunjukkan Kartu Indonesia Sehat saat kunjungan kerja di Balaidesa Asrikaton, Pakis, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Presiden Joko Widodo menegaskan Pamong Praja harus dapat menjadi penggerak revolusi karakter. Pamong Praja, kata Presiden, juga harus mampu mengajak masyarakat untuk bersama-sama dalam gerakan tersebut.

"Diperlukan nation dan character building. Membangun negara bukan hanya semata pembangunan fisik yang sifatnya material tetapi juga membangun jiwa bangsa," kata Presiden saat melantik 1.974 lulusan IPDN angkatan XXII di Jatinangor, Senin (15/6).

Presiden mengatakan, sebagai pamong, para lulusan IPDN harus bisa mengajak masyarakat dalam upaya revolusi karakter bangsa. Revolusi karakter, kata Presiden, memerlukan keikutsertaan masyarakat.

"Revolusi karakter mental untuk membangun bisa berhasil, namun memerlukan komitmen dan keteladanan seluruh aparatur negara. Aparatur negara harus bisa jadi contoh," kata Presiden.

Setelah bertugas menjadi pegawai negeri sipil, Presiden meminta para lulusan agar memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. "Kita wujudkan pamong praja yang mau bekerja untuk rakyat, bergotong-royong dan mau melayani rakyat bukan dilayani rakyat," kata Presiden.

Presiden Joko Widodo Senin pagi melantik 1.974 lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri dalam sebuah upacara yang berlangsung di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Para lulusan angkatan XXII terdiri atas 1.384 laki-laki dan 590 perempuan yang per 1 Juli 2015 akan bertugas sebagai pegawai negeri sipil yang ditempat diseluruh Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement