REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ibu kandung Angeline, Hamidah (28 tahun) menceritakan bahwa dia tak menerima uang dalam bentuk apapun setelah menyerahkan putri kecilnya kepada Margareth. Margareth hanya membiayai persalinan Hamidah sebesar Rp 800 ribu dan tunjangan kesehatan pascamelahirkan sebesar satu juta rupiah.
"Selain itu, tak ada bantuan dalam bentuk apapun yang saya terima dari Ibu Margareth," kata Hamidah kepada Republika di Markas Polresta Denpasar, Kamis (11/6).
Sambil berkaca-kaca, Hamidah mengatakan dia sebenarnya tak rela menyerahkan putrinya kepada Margareth. Namun, himpitan ekonomi dan demi masa depan lebih baik untuk anaknya, dia pun bersedia.
Setelah Angeline resmi menjadi anak angkat, Hamidah mengatakan dirinya tak pernah bisa bertemu anaknya. Selain karena perjanjiannya dengan Margareth menyebutkan bahwa Angeline baru bisa dikembalikan setelah berusia 18 tahun, Hamidah juga tak mempunyai nomor telepon Margareth.
Rosidik (29), ayah kandung Angeline, menceritakan suatu hari dirinya pernah datang ke rumah Margareth untuk mengantarkan bahan material bangunan. Rosidik mencoba bertemu dengan Margareth dan berhasil, namun dia tak bisa bertemu anaknya.
"Dia bilang Angeline sedang tidur siang," kata Rosodik.
Rosidik menambahkan dirinya baru mengetahui kabar hilangnya Angeline dari Polsek Denpasar Timur pada 19 Mei 2015 atau tiga hari setelah pihak keluarga angkat melaporkan Angeline hilang.
Baik Rosidik maupun Hamidah berharap putri mereka dapat segera dikuburkan ke kampung halaman Hamidah di Banyuwangi, Jawa Timur, supaya arwahnya bisa tenang dan almarhumah bisa dimakamkan dengan layak.