Kamis 11 Jun 2015 16:00 WIB
Engeline Tewas

Kasus Engeline Dianggap Merusak Citra Bali

Rep: C36/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah relawan menyebarkan pengumuman anak hilang di ruas Jalan Sedap Malam, Kota Denpasar, Bali, Rabu (3/6). Angeline akhirnya ditemukan Rabu (10/6) dalam kondisi tewas.
Foto: Antara
Sejumlah relawan menyebarkan pengumuman anak hilang di ruas Jalan Sedap Malam, Kota Denpasar, Bali, Rabu (3/6). Angeline akhirnya ditemukan Rabu (10/6) dalam kondisi tewas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Hukum Pidana Universitas Indonesia (UI), Achyar Salmi, menilai kasus pembunuhan dan penganiayaan Angeline merusak citra Bali sebagai salah satu pusat spiritual dan kebudayaan Indonesia.

Dirinya mendesak pemerintah untuk mengawal dan mengusut kasus kematian gadis cilik berusia 8 tahun tersebut.

"Beberapa fakta dari proses penyelidikan menggambarkan bahwa Angeline sering mengalami tindak kekerasan, baik secara fisik maupun seksual. Yang perlu digarisbawahi, kasus ini terjadi di Bali yang dianggap sebagai pusat kebudayaan dan spiritual Indonesia. Kasus ini merusak citra Bali,"  jelas Achyar ketika dihubungi ROL, Kamis (11/6).

Karenanya, pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap kasus ini. Selain mengusut tuntas, pemerintah tetap harus mengawal proses peradilan terhadap tersangka kasus ini hingga selesai.

Dirinya juga mengingatkan agar aparat kepolisian memberikan perhatian yang sama, baik terhadap tersangka, ibu angkat Angeline dan saksi-saksi kasus ini. Kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat dalam pembunuhan juga perlu terus didalami.

"Jika tidak dituntaskan, kasus ini akan tetap mencoreng citra Pulau Bali, baik secara nasional maupun internasional. Pemerintah harus menyadari itu," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Penyidik Polresta Denpasar telah menetapkan Agustinus Tai Hamdami sebagai tersangka pembunuhan Angeline (8). Tujuh orang saksi juga sudah diamankan bersama tersangka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement