REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di 12 lokasi pasar tradisional di Jakarta akan dilakukan pada 2016.
"Pembangunan rusun terpadu di 12 lokasi pasar tradisional ini masih dihitung dan dikaji oleh konsultan perencana dari salah satu BUMD DKI. Jadi, bukan kita yang melakukan penghitungan," kata Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Ika Lestari Adji, Kamis (11/6).
Menurut dia, kajian itu dilakukan untuk menentukan sumber dana yang akan digunakan dalam pembiayaan pembangunan rusun tersebut. Terdapat tiga aspek yang dijadikan opsi terkait sumber dana pembangunan rusun itu.
"Ketiga aspek tersebut, antara lain melalui Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) BUMD DKI, kewajiban pengembang atau dana APBD yang dialokasikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)," ujar Ika.
Lokasi 12 rusunawa terpadu yang akan dibangun itu, antara lain Pasar Rumput, Pasar Sunter, Pasar Minggu, Pasar Serdang, Pasar Blok G, Pasar Sindang, Pasar Sukapura, Pasar Jelambar Polri, Pasar Lontar Kebon Melati, Pasar Cempaka Putih, Pasar Jembatan Besi dan Pasar Grogol.
Selain rusunawa terpadu di 12 pasar tradisional, dia menuturkan, rencana pembangunan rusunawa di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), yakni di Stasiun Kampung Bandan, juga ditargetkan sudah dimulai pada tahun 2016.
"Rusunawa di kawasan Stasiun Kampung Bandan itu nantinya akan terdiri dari 10 tower yang memiliki 270 unit di dalamnya, sehingga dapat menampung 2.700 keluarga. Pembangunannya kita harapkan sudah mulai tahun depan," tutur Ika.
Di kawasan Stasiun Kampung Bandan itu, Pemprov DKI juga berencana membangun "flyover" dan "underpass" agar perjalanan kereta bisa lebih lancar. Kemudian, pihaknya juga akan membangun pasar untuk menampung para pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di pinggir rel.