Rabu 10 Jun 2015 17:10 WIB

BPOM Investigasi Merica Campur Semen

Merica Bubuk, ilustrasi
Foto: Manufacture
Merica Bubuk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya menurunkan tim untuk menginvestigasi kabar temuan merica yang dicampur dengan semen di Jawa Timur. Sebelumnya, merica bercampur semen beredar luas di wilayah Jawa Tengah.

"Tim kami masih meneliti distribusi merica dicampur semen ke wilayah Jawa Timur, dan hingga saat ini masih belum mendapat kabar hasil investigasi itu, namun kami berjanji akan memberitahukan jika hasilnya ada," ucap Kepala BPOM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa di Gresik, Rabu (10/6).

Ia mengatakan, investigasi yang dilakukan BPOM yakni dengan memanfaatkan jejaring keamanan pangan daerah, serta menggandeng beberapa pihak untuk mendapatkan informasi adanya merica dicampur dengan bahan dari semen serta kapur.

"Kami telah berkoordinasi terkait masalah ini dengan jejaring keamanan pangan daerah, sebab seusai dengan SK Gubernur Jatim per tanggal 15 Mei, keberadaan jejaring ini sangat bermanfaat untuk memperkuat koordinasi pangan," katanya.

Selain menurunkan tim, I Gusti mengaku juga telah mengintensifkan pemeriksaan ke sejumlah lokasi, sebab selain untuk menemukan adanya merica yang dicampur semen, juga untuk mengamankan bahan pangan jelang Ramadhan dan lebaran.

"Tuntutan kebutuhan yang tinggi jelang Ramadhan dan lebaran bisa membuat penjual nekat mencampur bahan pangan yang tidak layak dengan layak. Oleh karena itu kami sedang berupaya mengintensifkan pemeriksaan di beberapa titik jauh sebelum Ramadhan tiba," katanya.

Sementara itu, Direktur Survelaince dan Ketahanan Pangan BPOM, Halim Nababan mengakui investigasi yang dilakukan terhadap adanya kabar merica dicampur bahan semen telah dikoordinasikan ke BPOM Jawa Tengah dan sejumlah rekan di lapangan.

"Kita harapkan, masyarakat bersikap dewasa dan mampu memeriksa secara mandiri apabila ada makanan yang tidak layak, apalagi antara merica dan semen sangat berbeda bila dicampur dengan air," ucapnya.

Halim mengaku, siap mencabut kembali nomer registrasi pangan sebuah perusahaan atau merk dagang, apabila diketahui melanggar keamanan dan pemenuhan standar pangan nasional.

"Kita berharap, dengan adanya gerakan pangan desa akan mampu mendewasakan keamanan pangan masyaraat, agar berita pangan yang tidak layak tidak langsung masuk di masyarakat kita tanpa disaring," katanya.

Sebelumnya, beredar luas di wilayah Jawa Tengah adanya merica asli yang dikemas satu dengan campuran semen dan kapur yang dibentuk bulat-bulan kecil mirip merica, dan dijual secara murah dalam satu kemasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement