REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa sebagai intelektual muda dan penerus masa depan harus menjadi garda terdepan dalam upaya memerangi paham radikalisme, terutama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal ini penting karena generasi muda, khususnya mahasiswa, merupakan target utama propaganda radikalisme yang dilakukan ISIS.
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengajak mahasiswa untuk pro-aktif bersama pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), untuk memberantas paham radikalisme ini demi keutuhan NKRI.
"ISIS mencoba untuk melakukan rekrutmen anggotanya di kalangan mahasiswa dan generasi muda karena biasanya orang muda, apalagi yang masih gamang, sangat mudah terkena propaganda dan iming-iming mereka seperti pendapatan besar dan kalau mati masuk surga. Itu bohong semua," ungkap Ruhut pada “Dialog Pencegahan Paham ISIS di Kalangan Mahasiswa” di Medan, Sumatra Utara Selasa (9/6).
Ruhut pun mengapresiasi upaya BNPT yang secara terus menerus melakukan sosialisasi pencegahan bahaya terorisme di lingkungan mahasiswa. Karena mahasiswa memang sangat rentan dengan penyebaran paham radikalisme saat ini, apalagi di tengah maraknya kemajuan teknologi internet dan sosial media.
Ruhut mengaku miris melihat sepak terjang ISIS dengan berbagai propagandanya, terutama melalui dunia maya. Namun ia optimistis, Indonesia bisa mengatasi masalah ISIS ini bila mahasiswa Indonesia bersatu dalam memerangi pengaruh mereka.
"Kita harus hormati bahwa mahasiswa itu adalah generasi muda yang harus berkembang sehingga mereka haus akan ilmu pengetahuan dan informasi, baik dari buku, internet, televisi, dan lain sebagainya. Jadi sangat salah bila adik-adik mahasiswa tidak paham dengan bahaya ISIS. Mahasiswa dan generasi muda adalah harapan kita dalam membangun negeri ini nantinya. Jadi melalui para cendikiawan generasi muda inilah kita memohon. Siapa itu cendikiawannya? Ya adik-adik mahasiswa ini,” papar Ruhut.
Kepala BNPT Drs Saud Usman Nasution juga mengajak para mahasiswa agar benar-benar paham tentang ISIS. Bahwa ISIS merupakan suatu ideologi yang menginginkan kembali kepada masa khalifah dan jelas-jelas berseberangan dengan ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"ISIS ini adalam masalah internal mereka di negaranya sana dan tidak ada hubungannya dengan Indonesia. Kalau ingin mengikuti kelompok ini sama saja menghancurkan Islam dan akan terjadi peperangan di antara umat Islam,” ujar Saud.
Untuk itu, Saud berpesan kepada para mahasiswa tidak terhasut dengan ajakan yang sesat. “Jangan sampai terhasut oleh ajakan yang tidak jelas dan jangan ada lagi remaja di Sumatra Utara untuk melakukan kegiatan radikal mengarah pada terorisme untuk melakukan aksi bom bunuh diri seperti apa yang dilakukan oleh kelompok teror selama ini," ujar Saud.