Ahad 07 Jun 2015 18:10 WIB
Wabah MERS

Mahasiswa Indonesia di Korsel Antisipasi MERS

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ilham
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lobi Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan untuk mencegah penyebaran viruis MERS, Rabu (3/6).
Foto: AP
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di lobi Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan untuk mencegah penyebaran viruis MERS, Rabu (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Warga Negara Indonesia yang menjadi mahasiswa di Korea Selatan, khususnya Seoul khawatir dengan penyebaran Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV). Mereka pun melakukan sejumlah antisipasi agar tidak terpapar penyakit yang berpotensi menjadi epidemi global tersebut.

"Banyak warga di Seoul dan sekitarnya yang dikarantina. Pihak kampus juga sudah memberikan imbauan waspada," kata seorang mahasiswa Seoul National University (SNU), Yohana Maria Indrawati kepada Republika, Ahad (7/6).

Di Seoul, banyak selebaran tentang MERS dibagikan kepada masyarakat umum, termasuk informasi rumah sakit yang menerima pasien karantina. Secara pribadi, Yohana melindungi diri melalui beberapa cara, seperti sering mandi dan mencuci tangan, menghindari keramaian, khususnya tempat umum, memakai masker penutup wajah, minum vitamin, dan lebih banyak membuat makanan sendiri di rumah.

 

Wanita yang akrab disapa Jo ini menambahkan, banyak sekolah diliburkan, meskipun kampusnya masih melaksanakan kuliah seperti biasa. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) juga memberikan imbauan serupa.

Penyakit MERS-CoV disebabkan oleh infeksi virus Corona, sejenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS. Sebab itu, gejalanya pun tak berbeda jauh dengan SARS, seperti demam, bersin, dan batuk yang berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius.

Penyebaran yang begitu luas sejak 2012 membuat Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan sejak Mei lalu untuk mewaspadai ancaman penyebarannya. Virus ini telah memakan korban lima orang di Korea Selatan.

 

Wabah MERS di Korea pertama kali dilaporkan 20 Mei, lalu. Ini kemudian mendorong ketakutan masyarakat yang berujung pada diliburkannya lebih dari seribu sekolah. Ribuan wisatawan juga membatalkan rencananya berkunjung ke Korea.

 

Lebih dari 2.300 orang di Korea Selatan berada di bawah karantina. Sebagian berada di rumah sakit, namun lebih banyak di rumah. Jumlah penderita secara total mencapai 64 orang.

 

Publik Korea meradang akibat kurangnya transpransi pemerintah tentang penyakit ini. Mereka menduga penyebaran penyakit meluas di rumah sakit yang dikunjungi orang yang diduga terinfeksi virus ini, sehingga pengawasan ketat hendaknya bersifat mutlak.

Wakil Perdana Menteri Korea Selatan, Choi Kyung-hwan meminta maaf kepada publik dalam sebuah konferensi pers, Ahad. "Mohon pengertiannya bahwa ini tak bisa kami hindari," katanya.

Sekitar 36 dari 64 pasien penderita MERS terkena di Rumah Sakit St. Mary Pyeongtaek dan 17 penderita di Samsung Medical Center di Seoul. Pemerintah setempat pun berencana melacak ponsel orang-orang di bawah karantina untuk memastikan mereka tetap tinggal di rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement