Ahad 07 Jun 2015 15:00 WIB

Pemerintah Berniat Lanjutkan Agenda Transmigrasi ke Merauke

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merauke sebagai daerah yang menjadi perbatasan dengan Papua Nugini, dianggap sebagai salah satu contoh sukses program transmigrasi. Karena itu, pemerintah pusat berniat untuk melanjutkan agenda transmigrasi ke Merauke dengan menjalankan program Merauke Integrated Rice Estate

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan, Merauke bisa menjadi surga bagi para transmigran. Pasalnya, Merauke selama ini terbukti menjadi kawasan transmigrasi yang sukses mempekerjakan petani bagi sekitar 275 ribu transmigran.

“Merauke merupakan salah satu daerah perbatasan yang bisa dibilang sukses melakukan program transmigrasi dan mengembangkan pertanian di wilayah timur Indonesia," ujar Marwan kepada wartawan di Jakarta, Ahad (7/6).

Dengan melihat potensi lahan yang ada di Merauke, Marwan yakin, pemerintah pusat akan bisa menjadikan Merauke sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

"Di kawasan ini, ada potensi lahan seluas 1,2 juta hektare yang bisa dijadikan lumbung pangan. Kalau program ini sukses, akan banyak pembangunan yang membuat wajah wilayah di Indonesia Timur ini berubah," beber politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Sebagai tahap awal, imbuh Marwan, tahun ini pemerintah akan menggarap lahan seluas 250 ribu hektare dengan target setiap hektare tanah bisa menghasilkan 7,1 ton beras. Dengan begitu, Merauke diharapkan bisa memenuhi 30 persen dari total kebutuhan beras Indonesia.

Untuk menunjang program 'Merauke Integrated Rice Estate', Marwan akan terus mengembangkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang selama ini telah memberikan kontribusi dalam perkembangan pembangunan Merauke. "Contoh keberhasilan KTM, salah satunya adalah Salor yang berada cukup dekat dengan perbatasan negara lain," ujar Marwan.

Kawasan KTM Salor yang dibangun sejak 2009 dengan luas wilayah sekitar 96.340 hektare, terdiri areal pembangunan dan pengembangan permukiman (36.500 Ha) serta areal untuk investasi perkebunan (59.840 Ha), yang berhasil mengembangkan komoditas pertanian.

"Komoditas yang dikembangkan dengan skala ekonomis adalah padi, tebu dan palawija. Nantinya kawasan KTM Salor akan diintegrasikan 'Merauke Integrated Rice Estate' untuk memenuhi swasembada pangan nasional," kata Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement